Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Jawa Barat meggelar musyawarah wilayah (muswil). Jaringan sekolah yang berbasis Islam ini dinilai punya posisi strategis dalam menjaga moral anak bangsa.
Wakil Gubernur Jawa Barat H Deddy Mizwar menilai kemajuan teknologi memunculkan tantangan dan ancaman. Perlahan, pengaruh buruk teknologi perlahan menyerang generasi muda. “Dari gadget saja, dengan benda sekecil ini kita bisa ngapa-ngapain. Entah baik atau buruk,” tuturnya usai membuka Muswil JSIT Jabar di Hotel Horison kemarin (2/12)
Menurut dia, gadget sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Baik orang tua maupun anak-anak. Namun, orang tua tidak akan bisa sepenuhnya melakukan pengawasan bagaimana anak menggunakan teknologi. “Makanya di situ pendidikan Islam berperan untuk membentengi anak-anak kita dari pengaruh buruk gadget,” ungkap dia.
Semakin berkembangnya teknologi, kata Deddy, pendidikan Islam semakin dibutuhkan untuk menjaga moral masyarakat. Untuk itu kedepannya pendidikan Islam akan memiliki peran yang strategis dalam mencerdaskan anak bangsa namun tetap menjalankan aturan agama. “Jadi bukannya ditinggalkan, semakin maju zaman pendidikan agama itu semakin dibutuhkan,” katanya.
Ketua JSIT Mohammad Zahri MPd berharap muswil tersebut bisa melahirkan kepengurusan yang lebih baik guna mengembangkan sekolah-sekolah Islam terpadu di Jawa Barat. Sehingga, akan lahir generasi yang lebih baik.
“Tentunya pengembangan struktur ke daerah-daerah yang ada di Jawa barat menjadi poin penting yang harus dilakukan kepengurusan baru nanti,” ujarnya katanya.
Menurut dia, muswil bukan sekadar untuk kepentingan rotasi kepengurusan. Tapi juga menciptakan sinergitas dalam membangun pendidikan sebagaimana tema yang dibawakan. Yakni Bersinergi Membangun Jawa Barat Melalui Pendidikan yang Bermutu, Religius dan Berdayasaing Global.
“Tema acaranya sudah cocok. Karena harus ada sinergitas yang baik dari mulai sekolah kepada pengurus daerah, pegurus wilayah sampai ke pusat,” pungkasnya.