
Oleh : Kurniawan Sulaeman, (Tim PUSDIKLAT JSIT Indonesia)
Munas bukan sekadar forum musyawarah, tapi juga momen kebersamaan yang mendalam dan menggerakkan hati. Inilah yang dirasakan banyak peserta Munas 6 JSIT Indonesia.
Melalui sebuah polling yang dilakukan di saluran komunikasi JSIT, ratusan partisipan membagikan apa yang paling mereka rindukan dari suasana Munas.
Dari hasil polling ini, terlihat jelas bahwa Munas telah menjadi lebih dari sekadar pertemuan organisasi – ia adalah ruang spiritual, inspiratif, dan emosional yang memperkuat ukhuwah dan semangat perjuangan pendidikan Islam.
1. Suasana Spiritual yang Menguatkan Ruhiyah
Peringkat teratas dalam polling ini adalah kerinduan terhadap suasana spiritual yang menguatkan ruhiyah dan visi dakwah pendidikan.
Di tengah kesibukan dunia pendidikan, Munas menghadirkan waktu-waktu penuh makna – dari shalat berjamaah, tausiyah penuh ghirah, hingga momen-momen hening yang menyegarkan ruh. Bagi banyak orang, momen ini memperbarui niat dan menguatkan kembali tujuan dakwah melalui pendidikan Islam terpadu.
2. Hangatnya Silaturahmi dan Pelukan Ukhuwah
Kedekatan emosional yang terbina dalam Munas menjadi sumber energi tersendiri. Rindu akan senyuman hangat, pelukan persaudaraan, dan sapaan tulus dari berbagai penjuru negeri menjadi bukti bahwa JSIT bukan hanya organisasi, tapi juga rumah besar penuh kasih sayang.
Momen ini menjadi penyegar ukhuwah lintas wilayah, lintas karakter, bahkan lintas generasi.
3. Diskusi Penuh Semangat dan Inspirasi untuk Kemajuan SIT
Forum diskusi di Munas tidak hanya mengedepankan strategi, tapi juga menyemai harapan. Para pegiat SIT datang dengan semangat dan gagasan segar.
Diskusi yang hidup dan penuh gairah menjadi lahan subur bagi pertumbuhan mutu pendidikan, inovasi, dan kolaborasi antar sekolah Islam terpadu di seluruh Indonesia.
4. Momen Makan Bersama, Canda Tawa, dan Kebersamaan yang Tak Terganti
Di balik sesi formal, ada momen sederhana namun membekas: makan bersama, tertawa di sela-sela keletihan, dan berbagi cerita ringan.
Momen inilah yang membuat Munas tidak terasa kaku, justru menjadi ruang nyaman untuk membangun koneksi yang tulus antar peserta.
5. Aksi Panggung, Tampilan Siswa, dan Motivasi yang Membakar Semangat
Munas juga menjadi panggung ekspresi bagi para siswa SIT. Pertunjukan seni, presentasi inspiratif, hingga orasi motivasi dari para santri dan siswa menjadi bukti nyata buah pendidikan SIT. Setiap penampilan membangkitkan harapan akan generasi unggul yang siap memimpin dan berdakwah.
6. Yang Lainnya: Cerita Tak Tergantikan
Sebagian responden menyampaikan kerinduan yang tak terwakili oleh pilihan di atas: suasana kota tempat Munas, kebersamaan dalam perjalanan, hingga kisah-kisah kecil penuh makna. Semua ini menjadi mosaik indah yang hanya bisa dirasakan di Munas.
Menyulam Kerinduan Menjadi Aksi
Kerinduan terhadap Munas bukan sekadar nostalgia. Ia bisa menjadi energi kolektif untuk terus memperkuat sinergi, memperluas dampak, dan menumbuhkan kembali semangat dakwah pendidikan Islam terpadu.
Mari kita terus jaga ruh Munas dalam aktivitas kita sehari-hari di sekolah, komunitas, dan jejaring JSIT. Karena Munas bukan hanya sebuah acara – ia adalah semangat perjuangan yang tak pernah padam.