Pembelajaran Berdiferensiasi di POP JSIT Indonesia 2022

Jakarta (16/09) — Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia kembali mendapatkan amanah dari Kemendikbud Ristek RI untuk menggulirkan Program Organisasi Penggerak (POP) JSIT Indonesia untuk tahun 2022 yang dimulai dari (12/09-12/11).

POP dilaksanakan secara online untuk 3 gelombang se-Jawa Tengah dan Jawa Timur meliputi 93 SD/SDIT dengan total peserta 465 guru dan kepala sekolah. Pembukaan dan arahan disampaikan oleh Kepala Dinas masing-masing kabupaten/kota dan narasumber JSIT Indonesia.

Ketua Umum JSIT Indonesia, Fahmi Zulkarnain menyampaikan bahwa setiap murid di kelas adalah unik. Keunikan yang menciptakan keragaman dan kebutuhan untuk diakomodir keragamannya.

“Harapannya adalah setiap anak dapat bertumbuh bahagia, sejahtera sesuai dengan fitrah, potensi, dan jati dirinya sehingga mereka dapat menjadi pemimpin yang mencintai agama dan negaranya. Oleh karena itu judul pelatihan POP ini adalah Pembelajaran berdiferensiasi dengan Pendekatan TERPADU Untuk Mencapai ADLX. Mengapa memilih judul ini? Karena para murid kita itu beragam baik kesiapan belajarnya, minatnya, dan gaya belajarnya,” terang Fahmi.

Tujuan pelatihan ini, imbuhnya, adalah peserta bersemangat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, dapat membuat disain pembelajaran berdiferensiasi, dan dapat menerapkannya di kelas untuk mencapai Active Deep Learner Experience pada kurikulum merdeka.

Sementara itu salah satu Kepala Dinas Kabupaten yang membuka adalah Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Nunuk Dartini yang dalam sambutannya mengapresiasi JSIT Indonesia yang kembali melaksanakan POP untuk tahun 2022.

Dalam arahannya, Nunuk menyampaikan tentang kebijakan Pemerintah dalam implementasi kurikulum merdeka bahwa ada 3 kategori implementasi kurikulum merdeka yakni mandiri belajar dimana sekolah menerapkan beberapa bagian dan prinsip kurikulum merdeka tanpa mengganti kurikulum yang digunakan satuan Pendidikan.

“Kedua mandiri berubah yakni sekolah menggunakan kurikulum merdeka dengan menggunakan Perangkat ajar yang disediakan dan menerapkan pembelajaran terdiferensiasi secara sederhana dan ketiga, mandiri berbagi yakni sekolah menerapkan kurikulum merdeka dengan mengembangkan perangkat ajar secara mandiri,” jelasnya.

Salah satu peserta POP tahun 2021, Susanti dari SDIT Harapan Bunda Purwokerto menyampaikan testimoninya bahwa banyak sekali pengalaman bermakna yang diperolehnya dari POP JSIT Indonesia ini, salah satunya bagaimana mempraktikkan pembelajaran ADLX di dalam kelas sehingga lebih menarik, menyenangkan, dan bermakna bagi para murid.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*