Palu (17/08) — Kepala SMAIT Al Fahmi Boarding School Palu, Nizmah mengutip perkataan Rab’i bin Amir yakni salah satu utusan dari Panglima Kaum Muslimin Sa’ad bin Abi waqash saat bertemu dengan Raja Persia bernama Rustum menjelang meletusnya perang Qadiaiyah (636 M).
“Merdeka berarti membebaskan umat manusia dari penyembahan kepada hamba menjadi penyembahan kepada Tuhannya para hamba, kepada Allah, dari kesempitan dunia menuju kelapangannya, dan dari kezaliman berbagai agama kepada keadilan Islam,” ungkapnya.
Hal tersebut disampaikan saat memberikan amanah dalam Kegiatan Upacara Bendera Memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia Ke-77, di Lapangan SMAIT Al-Fahmi BS Palu, (17/08/2022).
Nizmah menambahkan bahwa kalimat tersebut adalah merupakan manifestasi bagaimana kita kemudian memaknai arti sebuah kemerdekaan.
“Kemerdekaan itu bukan saja membebaskan sebuah negara dari penjajahan, tapi yang paling utama adalah bagaimana membebaskan kita dari sempitnya dunia menuju luasnya kampung akhirat.” Ungkapnya
Lebih lanjut beliau menyampaikan kalau masih ada siswa yang sibuk dengan HP/Gawai, dibayang-bayangi dengan ‘idola’nya, dan masih dibayang-bayangi kata ‘belum mampu berdiri sendiri (mandiri)’, maka bisa dipastikan Siswa itu belum merdeka.
“Merdeka itu adalah bagaimana kalian (siswa) nantinya bisa mengerti dan bisa mempersiapkan kehidupan setelah ini (Sekolah).” Pesannya
Nizmah berharap kegiatan upacara ini bukan hanya sebagai ceremonial saja, tapi bagaimana kemudian ini kita dapat memahami filosofi dari setiap rangkaian yang ada didalamnya, mulai dari hormat bendera, pembacaan UUD 1945, Pancasila, dan lain sebagainya.
Beliau juga berharap mudah-mudahan HUT RI ke-77 kali ini dapat menjadi salah satu titik tolak para siswa/siswi untuk berubah menjadi lebih baik lagi.
“Tinggalkan hal-hal yang buruk menuju hal-hal yang lebih baik. Semuanya untuk diri kita bukan untuk siapa-siapa.” Tutupnya