Praya (17/07) –– Menghadapi pergantian kurikulum, dari Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka Belajar, SDIT Ashopa mengadakan pelatihan untuk 40 orang, termasuk didalamnya guru kelas 1 dan 4 yang akan lebih dulu menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar.
Kegiatan pelatihan tersebut dilaksanakan secara virtual selama 3 hari dari Rabu-Jumat (06-08/07/2022) dan menghadirkan nara sumber JSIT Indonesia yaitu Suhartono, selaku Wakil Ketua Umum bidang Kemitraan.
Workshop mandiri tersebut diselenggarakan dalam rangka agar guru dapat lebih cepat beradaptasi dengan kurikulum baru tanpa mengurasi sedikitpun ke-khasan Ashopa pada bidang Al Qur’an dan bahkan dapat memperkuatnya, sebagaimana yang diterangkan oleh narasumber di awal sesi.
“JSIT Indonesia terus berkomitmen menjadi yang terdepan dalam Pembentukan Profil Pancasila sesuai amanat UUD 1945, karena pancasila adalah bagian dari kesempurnaan Al Qur’an bukan sebaliknya,” terang Suhartono.
Dalam Kurikulum Merdeka Belajar, semua instansi atau lembaga pendidikan juga dihimbau agar mendorong siswa memiliki Profil Pelajar Pancasila dengan 6 dimensi serta melakukan pembelajaran berpusat pada siswa.
Workshop yang dibagi beberapa sesi dan dirangkum menjadi 3 hari, tidak menyurutkan antusias para guru. Tampak semua sangat antusias mengikuti pelatihan ini karena bisa mendapatkan pencerahan, ilmu, dan praktik tentang Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), langsung dari nara sumber yang kompeten dan berpengalaman.
Dengan demikian, semua guru diharapkan bisa segera berdiskusi dengan tim kerja masing-masing, untuk menyusun Kurikulum Operasional Sekolah dan Rencana Pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik sekolah. Nara sumber juga masih bersedia memberikan pendampingan dan konsultasi terkait
hal tersebut.
Semoga para guru semakin terampil dalam merancang pembelajaran sekaligus membentuk siswa menjadi pribadi-pribadi yang berkarakter Pancasila.