Makassar (31/05) — Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia harus meluaskan visi, kalau sebelumnya visinya hanya sekedar menggerakkan visi organisasi saja, sekarang harus berubah yakni sebagai penggerak sekolah Islam terpadu untuk kemajuan pendidikan Indonesia.
Demikian ditegaskan oleh Bendahara Umum JSIT Pusat, Mas’ud M,Pd.I pada Musyawarah Wilayah (Muswil) hari kedua di Hotel Kenari Tower, Makassar (29/05/2022).
Menurut Mas’ud, JSIT yang saat ini sudah berdiri di 33 provinsi sudah melebarkan sayap dengan bersinergi dengan organisasi organisasi besar seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
“Kita bersinergi untuk beri layanan pendidikan terbaik bagi siswa. Bukan berkompetisi,” pungkasnya di hadapan sejumlah Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah Islam Terpadu se-Sulawesi Selatan.
Pengurus Pusat JSIT ini juga menambahkan bahwa selain sinergi dengan ormas, JSIT juga siap untuk bersinergi dengan Pemerintah terutama terkait program Sekolah Penggerak.
“JSIT sebagai organisasi penggerak memiliki dan menaungi 2490 sekolah dan 2500 guru. Banyak diantara sekolah dan guru kami yang sudah menjadi sekolah dan guru penggerak.” tandasnya.
Menyambut gerakan sinergitas JSIT, Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, Dr. Setiawan Aswad M. Dev, yang turut hadir menambahkan Pemerintah SulSel dalam hal ini SMA dan SMK sesuai arahan Gubernur Sulsel, siap untuk bersinergi secara intens dengan JSIT dalam hal ini JSIT SulSel.
“Pak Gubernur menyadari kelebihan sekolah-sekolah JSIT yang menjadi leading sector dalam pembelajaran agama Islam dan Qur’an. Selain itu, Pemerintah Sulsel, dalam hal ini menyadari keterbatasannya dalam pembelajaran agama Islam dan Qur’an sehingga kami menginisiasi penambahan muatan lokal pelajaran agama Islam. Untuk itulah, beliau mengarahkan kami untuk menginisiasi kolaborasi ini. Kami siap untuk bersinergi, memberikan energi dan beresonansi.” pungkasnya