Hari Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia, Ini Pesan Plt Ketua Umum JSIT Indonesia bagi Generasi Milenial

 

Jakarta (17/08) — Tepat di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia bersama Forum OSIS SIT Indonesia mengadakan Talkshow Arti Kemerdekaan bagi Generasi Milenial secara virtual, Selasa, (17/08).

Dalam sambutannya, Plt Ketua Umum JSIT Indonesia, Dr. Mohammad Zahri, M. Pd., mengatakan momentum kemerdekaan Republik Indonesia menjadi penting bagi generasi muda penerus bangsa.

“Ada setidaknya tiga hal yang bisa dilakukan generasi muda di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia untuk bisa berkiprah dan berkontribusi bagi bangsa yang kita cintai,” ungkap Zahri.

Pertama, lanjut Zahri, sebagai pemuda hendaknya memiliki peran dalam membangun bangsa. “Pemuda memiliki peran yang sangat penting bagi bangsa dan negara, khususnya dalam mengisi dan melanjutkan cita-cita perjuangan para pahlawan,” ungkapnya.

Kedua, imbuhnya, Kita perlu memahami kondisi Indonesia saat ini. Dimana kita sudah berumur 76 tahun. “Diusia saat ini harus memiliki kontribusi dalam menjaga ideologi politik dan budaya agar tetap sesuai dengan falsafah luhur kehidupan bangsa,” pungkasnya.

Ketiga, tambah Zahri, Pemuda harus bisa mempersiapkan diri, untuk bisa menjadi seseorang yang bisa melanjutkan bagi masa depan bangsa. “Adik-adik nanti yang akan mengisi dan melanjutkan kemerdekaan di masa yang akan datang, sehingga harus berperan dan mempersiapkan diri hingga saat ini,” tukasnya.

Untuk itu, Doktor lulusan Universitas Negeri Surabaya ini berpesan kepada ratusan generasi muda penerus bangsa melalui Forum OSIS SIT Indonesia untuk bisa memahami tiga bagian usia dalam kehidupan generasi muda.

“Bagian pertama yakni Persiapan diri, pendidikan, ekonomi, keluarga dan profesi. Dalam persiapan ini maksimal sampai 30 tahun. Harus disiapkan untuk masa persiapan sejak sekolah hingga kuliah di perguruan tinggi. Artinya urusan pendidikan sudah selesai di masa ini,” ujar Zahri.

Bagian kedua, katanya, membangun kepakaran, keahlian, spesialisasi, sehingga menjadi mantap dan diakui maksimal hingga 40 tahun.

“Bagian keempat atau terakhir yakni memperluas peran dan kontribusi dalam dakwah dan pembangunann Bangsa Indonesia di atas 40 tahun,” tutup Zahri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*