Solo (24/08) — Literasi merupakan aktivitas yang lebih membudayakan gerakan membaca dan menulis. Di Indonesia budaya literasi masih sangat rendah. Kesadaran masyarakat, bahkan para siswa untuk membaca masih sangat kurang. Sehingga Indonesia menduduki peringkat yang sangat rendah dalam kegiatan literasi.
Sebagaimana hasil survei Programme for International Student Assesment (PISA) yang diterbitkan pada Maret 2019. Di mana dalam kategori kemampuan membaca, sains, dan matematika, skor Indonesia tergolong rendah, karena berada di urutan ke-74 dari 79 negara.
Kurangnya minat literasi masyarakat Indonesia ini memunculkan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang diluncurkan oleh pemerintah. Gerakan Literasi Sekolah dilaksanakan di semua jenjang pendidikan. Mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah tingkat atas.
SD Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta ikut menggalakan program Gerakan Literasi Sekolah ini. Program yang dilakukan salah satunya adalah kegiatan ‘Ayo Membaca Koran’. Kegiatan ini diikuit oleh 133 siswa-siswi kelas 6 di rumah masing-masing.
“Aktivitas ini sebagai kegiatan mandiri yang terstruktur. Artinya kegiatan yang diikuti oleh para siswa dilakukan di rumah masing-masing secara mandiri, tetapi tetap ada arahan dari guru yang disampaikan secara daring _via WhatsApp,” jelas Agung Nugroho, S.Pd. selaku Koordinator Guru Paralel Kelas 6.
Hal ini mengingat masih diberlakukannya pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV di Kota Solo.
Dalam kegiatan ‘Ayo Membaca Koran’ ini, para siswa diminta membaca berita yang ada di koran tersebut. Setelah itu mereka menuliskan nama koran, edisi koran, judul berita, dan isi berita dari koran yang dibaca. Dari kegiatan ini sudah diperoleh dua kegiatan sekaligus yaitu membaca dan melatih keterampilan menulis. Selain itu, bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan.
Tujuan kegiatan ‘Ayo Membaca Koran’ ini di antaranya menumbuhkan minat baca siswa, menambah wawasan dan informasi kepada siswa. Membudayakan literasi sejak dini di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah.
Secara tidak langsung kegiatan ini mengajak para siswa untuk membantu pedagang koran dengan membeli koran dagangannya. Jika kegiatan ini menjadi sebuah karakter dan anak sudah mulai cinta dengan koran atau buku maka perputaran roda perekonomian pun akan berjalan lancar.
“Semoga dengan kegiatan literasi ini para siswa semakin suka membaca. Dengan banyak membaca, para siswa bisa makin pandai menulis. Dengan demikian kemajuan pendidikan bisa tercapai sesuai dengan harapan dan melahirkan generasi-genarasi yang cerdas dan berakhlak mulia,” harapnya.