Lulus Program Sekolah Penggerak, Ini Harapan Kepala SMPIT Azkiya Bireuen

 

Bireun (07/05) — Kepala SMPIT Azkiya Bireuen, Ratna Chairani Ulfa, lulus pada Program Sekolah Penggerak yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Program ini sendiri diikuti oleh ratusan sekolah yang ada di Indonesia.

Selain Ratna (sapaan akrab, red), ada 5 Kepala Sekolah lainnya dari Kabupaten Bireuen yang lulus pada program ini. Sedang di Aceh sendiri, secara keseluruhan ada 14 Kepala Sekolah yang lulus tersebar di beberapa kabupaten/kota di Aceh.

Informasi kelulusan ini diperoleh dari lampiran III Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah tentang Penetapan Satuan Pendidikan Pelaksana Program Sekolah Penggerak.

Atas kelulusan ini, Ratna mengaku sangat bersyukur karena ini amanah yang sangat luar biasa dititip padanya. Bahkan ia berharap dapat bersinergi membangun mutu dan kualitas pendidikan menuju arah yang lebih baik lagi.

“Harapannya cuma bisa mensinergikan mutu dan kualitas pendidikan yang lebih baik lagi di Kabupaten Bireuen khususnya dan bisa saling berpegangan tangan antar sekolah untuk bisa mendidik generasi bangsa yang berkualitas,” ungkap Ratna.

Ratna menjelaskan, program sekolah penggerak merupakan upaya mewujudkan visi Pendidikan dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.

“Program sekolah penggerak adalah penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya yang akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju,” pungkas Ratna.

Dikutip dari laman resmi sekolah penggerak, program ini terdiri dari 5 intervensi yang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan. Pertama, pendampingan konsultatif dan asimetris, yakni program kemitraan antara Kemendikbud dan pemerintah daerah

kedua, penguatan SDM sekolah, penguatan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Penilik, dan Guru melalui program pelatihan dan pendampingan intensif (coaching) one to one dengan pelatih ahli yang disediakan oleh Kemdikbud.

Berikutnya pembelajaran kompetensi holistik, yakni Pembelajaran yang berorientasi pada penguatan kompetensi dan pengembangan karakter yang sesuai nilai-nilai Pancasila, melalui kegiatan pembelajaran di dalam dan luar kelas.

Keempat, perencanaan berbasis data, manajemen berbasis sekolah: perencanaan berdasarkan refleksi diri satuan pendidikan. Dan kelima, digitalisasi sekolah, penggunaan berbagai platform digital bertujuan mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi, menambah inspirasi, dan pendekatan yang customized.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*