Halal Bi Halal JSIT Jawa Timur, Dewan Pembina JSIT: Tidak Ada Dikotomi, Islam-Indonesia Menyatu

 

Surabaya (27/05) — Ketua JSIT Jawa Timur, Yuli Sugiarto menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh Keluarga besar Jaringan Sekolah Islam Terpadu Se-Jawa Timur dalam Halal Bi Halal 1442 H yang digelar secara virtual, Ahad (23/05/2021).

Dalam kegiatan ini, Yuli mengatakan bahwa Idul Fitri kali ini memiliki kesamaan dengan Idul Fitri tahun lalu. Yakni sama-sama berada di masa pandemi Covid-19.

“Melalui momentum ini, kami menegaskan bahwa di masa pandemik ini JSIT tetap berkomitmen mencetak generasi Islami dan Qur’ani. Kita berdoa semoga pandemik ini segera berakhir. Kita bisa melaksanakan pembelajaran secara normal dengan kualitas yang lebih,” ujarnya dalam sambutan pembuka.

Dewan Pembina JSIT Indonesia, Mukhtasor, dalam tausiyahnya secara daring menyampaikan sejarah halal bi halal dalam konteks kebangsaan.

Ia menjelaskan istilah halal bi halal itu khas dari Indonesia. Sudah menjadi tradisi, sejak awal kemerdekaan, para tokoh memperingatinya. Kini menjadi budaya bangsa dalam rangka mensyukuri perjuangan ibadah di bulan Ramadhan dan hari raya idul fitri.

“Konteksnya dulu, para founding fathers menjadikan halal bi halal untuk menyatukan pandangan yang beragam. Maknanya apa bagi JSIT ?. Bahwa tidak ada dikotomi antara nilai-nilai keislaman dan keindonesian. Oleh karena itu, kita harus mewarisi, menjaga dan mengaktulisasikan dalam kehidupan untuk membangun Indonesia,” kata pria asal Blitar ini.

Ia menambahkan permenungannya di akhir bulan ramadhan, tentang film Turki, Abdul Hamid II yang rilis tahun 2017. Namun di tahun 2019 sudah ada tesis dari Amerika Serikat yang membedah dari segi linguistiknya.

“Tesis tersebut mampu membaca dunia (baca Turki) dan dikerjakan sangat cepat. Pesan dari film tersebut adalah ingin merebilitasi sejarah turki. Serta mengingatkan Kembali generasi muda akan kejayaan Turki Ustmani. Maknanya apa bagi JSIT ?. Seharusnya JSIT keluar dari kendang. Yakni memiliki kecepatan dalam merespon isu Pendidikan tidak hanya regional tapi nasional hingga pusat. Hadiahkan konsep Pendidikan terbaik bagi umat dan bangsa,” ungkap  Mukhtasor

Terkait dengan pengembangan Sekolah Islam Terpadu (SIT), Mukhtasor mendorong tumbuhnya Yayasan baru dan SIT baru.

“Caranya dengan memberikan kesempatan pada anak muda. Agar mereka memikirkan desain sekolah yang baik di masa depan. Meskipun pengurusnya bukan generasi saat ini. Biarlah yang tua kebagian tugas menjaga soliditas dan merawat nilai,” ucapnya di hadapan ratusan guru dan orang tua SIT yang menyaksikan acara ini melalui youtube JSIT Jawa Timur, selain jajaran pengurus JSIT dan pengelola SIT yang mengikuti acara ini melalui zoom meeting.

Acara Halal bi Halal ini kian semarak dengan sajian lagu dari alumni SI, Helmi El Haq dari Pasuruan. Di awal acara, Althafunnisa Kodyat, Siswa SDIT Ulul Albab dari Bangkalan yang menjadi juara III Hafidz Indonesia 2020 dengan suara merdunya melantunkan ayat suci Alquran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*