Raih Kembali Sejarah Besar Islam & Budaya Melayu, 12 SIT di Wilayah Riau Ikuti Lisensi secara Daring

 

Pekanbaru (27/03) — Bicara sejarah Riau adalah bercerita tentang kebesaran sejarah melayu dan Islam. Yaitu tentang berdirinya negeri baru di Sungai Carang sebagai pusat kerajaan. Hulu sungai tersebut kemudian diberi nama Ulu Riau.

Pekanbaru adalah ibu kota Riau, resmi didirikan tanggal 23 Juni 1784 oleh Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah. Yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Pekanbaru. Masjid Agung An Nur menjadi kebanggaan masyarakat Riau, yang dibangun dengan arsitektur yang merupakan akulturasi budaya Melayu, Turki, India, dan Arab. Masjid Agung An-Nur sering dijuluki sebagai Taj mahal-nya Indonesia.

Perkembangan pendidikan suatu bangsa dari masa kemasa pasti tidak berdiri sendiri. Ia adalah mata rantai dari masa lalunya. Termasuk berdirinya lembaga pendidikan Islam dan Sekolah Islam Terpadu di Riau, menjadi bagian penting dari mata rantai masa lalunya yang besar.

Melayu dan Islam menjadi seperti keping mata uang yang saling melengkapi, menjadi bernilai dan berjaya karena antara keduanya dapat bersimbiosis menjadi kekuatan besar membentuk peradaban Islam yang besar di tengah pulau Sumatera.

Kelahiran SIT mewakili mata rantai pembangunan kembali peradaban Islam yang besar di Provinsi Riau.
Maka untuk menjadi jembatan tersebut SIT di Provinsi Riau perlu megedepankan budaya mutu dalam pengelolaan sekolah.

Lisensi yang diselenggarakan oleh BLSIT Indonesia adalah bagian dari upaya untuk menumbuhkembangkan budaya mutu pengelolaan SIT di Provinsi Riau.

Pada lisensi daring tahap ketiga ini, di Provinsi Riau yang mengikuti ada 12 SIT dari beberapa kabupaten/Kota. Adapun 12 SIT yang mengikuti adalah sebagai berikut : 1) TKIT Al-Ittihad Rumbai, 2) TKIT Mutiara Duri Bengkalis, 3) RA Al-Fityah Pekanbaru, 4) SDIT Al-Fityah Pekanbaru, 5) SDIT Al-Ittihad Rumbai, 6) SMPIT Mutiara Duri Bengkalis, 7) SMPIT Al-Fityah Pekanbaru, 8) SMPIT Al-Ihsan BS Kampar, 9) SMPIT Al-Ittihad Rumbai, 10) MTS Al-Ittihad Rumbai, 11) SMAIT Al-Fityah Pekanbaru, dan 12) SMAIT Al-Ittihad Rumbai.

Alhamdulillah kegiatan visitasi faktual dengan sistem daring yang dilakukan mulai 15-19 Maret 2021, yang dibagi menjadi 2 tahap yaitu Tahap Pertama 15-16 Maret 2021 dan Tahap Kedua 18-19 Maret 2021 dapat dilakukan dengan lancar dan sebaik-baiknya. 12 SIT di Provinsi Riau yang telah memenuhi syarat, terdaftar sebagai peserta lisensi yang dikoordinasikan oleh Ketua BLSIT Wilayah Riau yaitu Ust. Yon Hendri, dan telah mendapatkan SK sebagai peserta dari BLSIT Indonesia.

Memang ada beberapa kendala teknis saat di lapangan. Terutama masalah sinyal yang lemah (lemot) di beberapa SIT yang mungkin terpangaruh karena kondisi geografis dan geologis daerahnya. Namun kendala atau permasalahan teknis tersebut tertutupi oleh semangat SIT dan para Asesosr yang bertugas dengan penuh kesungguguhan, ketelatenan, dan kesabaran.

Semua itu dilakukan karena besarnya tanggung jawab sekolah terlisensi dan asesor untuk mencapai budaya mutu sehubungan dengan pencapaian 11 Standar Nasional Pendidikan bagi semua SIT anggota JSIT Indonesia.

Berwisata ke Riau jangan lupa mampir ke masjid An-Nur…, Masjid An-Nur menjadi kebanggaan sebagai Taj Mahal-nya Indonesia…, Lisensi daring di Riau meskipun terkendala sinyal pantang untuk mundur…, Sebab dari Riau pendidikan di Indonesia akan berjaya….

Itulah gambaran lapangan yang terekam lewat kamera dan video tentang semangat yang luar biasa bagaimana kegiatan lisensi di Riau dilaksanakan. Gambaran keunggulan karena karakter sejarah besar Islam dan Budaya Melayu di Provinsi Riau. Mereka Nampak begitu semangat dan bergembira karena usaha kerasnya selama ini untuk menumbuhkembangkan budaya mutu dilihat oleh asesor-asesor BLSIT Indonesia yang sudah berpengalaman.

Para asesor hadir di tengah-tengah mereka dalam ruang virtual dengan sepenuh cinta, kesungguhan, dan sikap profesional. Dimana para asesor ini, berusaha makasimal mengedepankan sikap obyektif dalam melihat semua bukti fisik administrasi yang disajikan secara firtual.

Mengamati proses pembelajaran tatap muka melalui zoom. Mencatat semua temuan lapangan secara detail dan rapi, baik yang berupa hal-hal yang sifatnya positif ataupun hal-hal yang perlu dilengkapi dan diperbaiki kedepannya. Serta memawancarai Kepala Sekolah, guru, pegawai, siswa, orang tua, dan komite sekolah untuk melakukan proses klarifikasi bukti fisik administrasi dengan realita lapangan.

Kemudian dari semua hal yang telah dilakukan asesor dapat memberikan simpulan dan catatan-catatan penting agar 12 SIT di Provinsi Riau mendapatkan sekian banyak hal penting dan berharga, yang dapat menjadi bekal untuk dapat Kembali Menggapai Sejarah Besar Islam dan Budaya Melayu di masa depan.

Dari Provinsi Riau lahir generasi emas Indonesia melalui pengelolaan SIT yang bermutu.

Ke Pekanbaru paling enak dengan berperahu…, perahu layar melaju ke tengah lautan…, memang elok Riau dengan budaya melayu…, semua SIT-nya maju menjadi panutan….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*