Akankah Ayah-Bunda “Utang Fisik” Kepada Anak-anak ?

Oleh : Defrizal Siregar, S.Or. (Ketua Divisi Olahraga JSIT Indonesia dan Sports Consultant)

 

Kita pasti bangga ketika bagi raport nilai akademis anak-anak kita diatas rata-rata 90. Bahkan untuk meraih nilai terbaik kita kasih pelajaran tambahan (bimbel) agar terus konsisten dan siap menghadapi UN nanti.

Kita pasti bangga ketika hafalan Quran anak-anak kita terus bertambah. Bahkan kita cari pesantren terbaik Agar hafalan Quran mereka terus bertambah dan kelak menjadi Hafidz Qur’an.

Penulis juga sangat bangga punya anak-anak dengan potensi yang dahsyat dan luar biasa tersebut, semoga Allah mudahkan kita memiliki anak hebat seperti itu.

Ayah Bunda namun ada sebuah realita, pada suatu hari saat anak kita beranjak remaja dan di sekolah ada tes fisik. Mereka curhat sama kita “Bu… tadi saat tes fisik aku gak bisa sit up dan push up, gak kuat sesuai standar yang ditentukan guru olahraga”, kondisi lain “Ayah… tadi di sekolah aku disuruh lari sama guru olahraga, aku cuma kuat 2 keliling”.

Pelajaran PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) memang hanya 2 jam dalam sepekan dan terkadang memang bukan bagian terpenting dari aspek prestasi secara komprehensif di sekolah, dan jarang sekali evaluasi setiap akhir semester mengulas masalah fisik.

Padahal fisik adalah faktor dominan dalam tubuh si anak pada fase awal pertumbuhan anak, namun terkadang terlewatkan untuk stimulasi aktivitas fisik sejak dini usia. Terkadang banyak di antara kita lebih senang anaknya banyak makan dibandingkan banyak gerak.

Sehingga dampak yang terjadi kurangnya stimulasi motorik untuk pembentukan dasar gerak tubuh dan dampaknya kita “Utang Fisik” Kepada mereka saat remaja dan dewasa nanti. Kebugaran fisik karena berpengaruh terhadap produktivitas mereka di masa depan.

Iya sih… paham… tapi…
Saya gak punya waktu untuk olahraga bareng anak…
Saya aja gak kuat untuk meladeni aktifitas fisik mereka…

Banyak solusi ayah bunda, anda bisa antar anak-anak ke klub-klub olahraga yang pelatihnya memahami konsep keolahragaan yang baik.
Dampingi mereka agar anda punya peran dalam pertumbuhan fisik mereka.

Saran saya bagi ayah bunda yang anak-anaknya masih dini usia, 6 bulan – 6 tahun, berolahragalah bersama dengan mereka karena ini adalah ‘Waktu Emas’ agar anak anda merasakan ikatan emosional yang kuat dengan ayah bunda dan menjadi ‘Role Model’ bagi mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*