Ust Zahri : Bekerja Yang Terbaik itu Melayani dan Memberi

Sambutan Ketum JSIT Indonesia dalam Rakornas JSIT Indonesia

Selamat datang di Rakornas JSIT 2019 dan terima kasih atas kehadirannya, ketua dewan pembina, pengurus wilayah, pengurus pusat, dan panitia semuanya.

Tema rakornas kita sengaja dipilih di tengah malam yakni Optimalisasi kinerja dan semangat berkarya dalam membangun bangsa.

Ada 3 kata penting. Optimalisasi kinerja.
Kinerja terbaik adalah melayani dan memberi.
Pengurus pusat melakukan kinerja terbaik dalam melayani dan memberi

JSIT wilayah yang SDM-nya banyak, uangnya banyak, pengurusnya banyak harus memberi ke JSIT wilayah lainnya.

Terima kasih pada JSIT Jatim yang sudah memberikan couching, training di JSIT NTT

Nanti akan saya tugaskan JSIT Jawa Barat membantu Denpasar. JSIT Jabar paling banyak sekolahnya.

JSIT Jawa Tengah membantu JSIT Sulawesi Selatan.

Ketika kita terus melayani dan memberi maka kita akan menghasilkan *karya terbaik* yaitu generasi yang siap membangun dan memajukan Indonesia.

Membangun bangsa melalui pendidikan JSIT dengan jati diri JSIT Indonesia. Keislaman dan kebangsaan dibangun bersama.

Maka orientasi pendidikan JSIT Indonesia diarahkan:

Pertama pembentukan karakter dasar anak anak kita agar tumbuh dan berkembang dgn moral dan akhlak yang baik dan menjadi teladan

Kedua, pendidikan dapat memberi bekal ilmu dan keterampilan agar anak sukses hidupnya.

Ketiga, menyadari betul tujuan pendidikan itu untuk mencintai negaranya. Tidak ada pendidikan Islam itu yang melukai negara, membenci warganya. Tidak ada. Justru pendidikan Islam mewujudkan baldatun warobbun ghoffur

Keempat, produk SIT adalah menghasilkan SDM strategis yang menjadi kontributor pembangun negara dan bangsa.

Dep riset perlu melakukan riset pendidikan akil baligh. Ada yang sudah baligh tapi belum aqil, dewasa umurnya tapi rendah tanggung jawabnya.

Umur dalam Islam 2. Akil baligh dan belum akil baligh.
Setelah akil baligh umur dibagi 2 lagi. Sebagian menyelesaikan urusan dirinya dan bagian terbesarnya haruslah digunakan untuk mengurus dan membina orang lain termasuk bangsa dan negara.
Anak anak kita umur 35 tahun harus tuntas mengurus dirinya sendiri. Setelah itu mengurus orang lain, bangsa dan negara.

Modal menjadi kontributor bangsa salah satunya punya budaya belajar.

Budaya belajar adalah sangat penting. Budaya belajar ada dua, kemauan dan sikap belajar serta keterampilan belajar. Dia tidak berhenti untuk belajar. Terus belajar. Riset yang saya baca menunjukkan 85% yang diklik adalah sampah. Membaca halaman tetap lebih baik daripada membaca layar. Membaca lembaran tetap lebih baik. Budaya membaca buku tetap adalah keunggulan.

JSIT Indonesia harus menjadi organisasi yang lincah seperti kucing. Terus bergerak. Walau jatuh, cepat bangun.
Cirinya:

1. Kelincahan cara berpikir kita. Cara memandang dunia dengan perubahan mindset.
2. Percepatan kaderisasi dengan menampilkan yang masih muda-muda.
3. Kemampuan mengelola tata kelola orang

Dalam Rakornas ini kita akan launching sekitar 13 produk utk kemajuan dan percepatan kita.

Di Tanjung Batu Berau, JSIT sdh memasang pasang plank Pondok Pesantren JSIT Indonesia. Ada muslim baik yang memberikan 18 ha kepada JSIT Indonesia. Saya sampaikan agar ini menjadi doa dan dukungan. Sedang diurus izin dan legalitas serta jalannya. Sudah dibentuk tim kecil dengan Ketua Tim KH Ridwan Yakub. Kami urus tempatnya, tinggal nanti isinya. Mau dijadikan apa? Ini perlu masukan dewan pembina dan yang lainnya. Selanjutnya jika sudah jadi, tinggal SDMnya.

Terakhir, semalam saya tulis QIT. Quick Innovation and Tarbiyah
Quick inovation: terus melakukan inovasi yg cepat dlm semua aspek. Dimulai dari yg mudah. Lakukan secara konsisten. Hasilnya terlihat secara nyata. Dalam bahasa agama: fafirru, fash’au, seperti kecepatan jin memindahkan istana Ratu Balqis.

Lakukan quick dalam banyak hal. Insya Allah, Allah memberkahi kecepatan kita untuk berubah, melayani dan memberi.

M. Zahri, M.Pd
Ketum JSIT Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*