Myanmar – JSIT Indonesia kembali mengirim utusannya untuk merealisasikan bantuan bagi Muslim Myanmar. Kali ini yang mewakili JSIT Indonesia adalah Ketua JSIT Wilayah Kalimantan Timur, Ust Abdul Wahab Syahranie.
Jika pada utusan pertama fokus pada bantuan yang sifatnya emergency, maka pada kali ini bantuan difokuskan pada persiapan masa depan anak-anak dengan membangun dua unit sekolah. Sekolah yang pertama, diperuntukan bagi siswa SD – SMP dengan jumlah siswa sebanyak 160 siswa yang bertempat di Desa Nidin, Distrik Phauk Taw, Negara Bagian Rakhine. Sementara sekolah kedua, diperuntukkan bagi 120 siswa SD di Desa Butilun, distrik Mrauk U, Negara Bagian Rakhine.
Utusan JSIT Indonesia berangkat dari Jakarta pada 18 September 2018. Setibanya di Yangoon, ibukota Myanmar, tim melakukan kordinasi dengan Kedutaan Besar Indonesia untuk Myanmar. Setelah dokumen perijinan selesai, tim melanjutkan perjalanan ke Negara Bagian Rakhine. Perjalanan sejauh 800 km ditempuh dengan menggunakan pesawat komersil.
Beberapa kegiatan dilakukan selama di Negara Bagian Rakhine, mulai dari kordinasi dengan mitra lokal, penyaluran bantuan berupa logistik sekolah seperti buku dan tas, hingga puncaknya adalah peletakan batu pertama pembangunan dua gedung sekolah. Sekolah-sekolah ini dibangun di atas lahan yang memang sebelumnya adalah sekolah. Namum karena konflik kemanusiaan yang terjadi, maka sekolah-sekolah tersbeut hancur dan tidak bisa digunakan lagi. Maka pembangunan sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak paska konflik menjadi prioritas utama bagi pemulihan kehidupan di Negara Bagian Rakhine.
Sementara itu, tim juga mulai menyiapkan guru-guru yang akan mengajar di sekolah-sekolah tersebut nantinya. Mereka adalah sukarelawan yang dibayar secara cuma-cuma oleh orang tua siswa. Rencana ke depan, selain fasilitas dan ruang kegiatan belajar mengajar, juga akan dibangun ruang guru, ruang perpustakaan, sarana MCK, dan playground. Proses pembangunan diperkirakan akan selesai dalam waktu tiga bulan ke depan. Rencananya sekolah-sekolah ini nantinya akan diresmikan oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia dan Ketua Umum JSIT Indonesia.
Dengan demikian amanah dari seluruh anggota JSIT Indonesia telah ditunaikan sebagiannya, tim kembali ke Indonesia pada tanggal 21 September 2018. Alhamdulillah berkat doa dari seluruh anggota JSIT Indonesia, tim bisa kembali dengan selamat.
Asswrwb
Mhn info daftar anggota jsit yg update ya..
Trmksh
Masteg