
PASURUAN – Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Jawa Timur menggelar Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) tahun 2018 di Prigen, Jawa Timur yang berlangsung Sabtu-Ahad, 3-4 Februari 2018. Mukerwil diikuti oleh Pengurus Wilayah dan Daerah JSIT di Jawa Timur. Selain itu turut hadir Ketua JSIT Indonesia H. Mohammad Zahri, M.Pd.
Mukerwil ini telah membuahkan beberapa poin penting. Ketua JSIT Jawa Timur, Yuli Sugiarto mengatakan, diantara semua hal yang direkomendasikan dan dihasilkan, peningkatan mutu sekolah merupakan inti terpenting dalam Mukerwil. Ia mengungkapkan bahwa pertumbuhan Sekolah Islam Terpadu (SIT) di Jawa Timur mencapai hingga 389 sekolah. Mulai dari jenjang PAUD hingga SMA.
“Tugas JSIT wilayah bersama Pengurus Daerah adalah mengawal keberlangsungan pendidikan. Sehingga SIT menjadi sekolah efektif dan bermutu” Jelasnya dalam pembukaan.
Yuli menegaskan bahwa peningkatan kualitas pendidikan akan dilakukan dengan cara meningkatkan mutu guru. Baik dalam segi kualitas kepribadian Islam maupun strategi pembelajaran yang berkelas.
“Melalui Bidang Pribadi Islam (BPI), JSIT akan mengawal fikroh Keislaman guru SIT. Sementara Bidang Penjaminan Mutu memiliki fokus dalam melatih tenaga kependidikan secara profesional” ujarnya.
Selain untuk meningkatkan kualitas, metode pengajaran dengan memadukan kurikulum nasional dengan kurikulum khas JSIT dimaksudkan untuk memperbaiki karakter peserta didik dari kerusakan moral. Dalam hal ini, Yuli prihatin dengan kasus meninggalnya guru seni rupa di Sampang (1/2/2018), Bapak Budi yang dianiaya oleh siswanya.
Mukerwil JSIT Jatim ini merupkan forum konsolidasi dan sosialisasi program wilayah kepada pengurus JSIT daerah periode 2018 – 2022. Dengan izin Allah, JSIT Jatim berhasil mengukir prestasi dengan penyelenggaraan Musyawarah Daerah pada 25 titik kota/kabupaten di Jawa Timur. (AW)