Musda 1 JSIT Surabaya, Lutfi Menjadi Ketua

SURABAYA – Musyawarah Daerah (Musda) ke 1 Jaringan Sekolah Islam Terpadu Daerah Surabaya menetapkan Lutfiah Ma’rifah yang kerap disapa Ustadzah Lutfi, sebagai Ketua JSIT Surabaya periode 2017-2021 menggantikan Ita Rahmawati. Musda ke 1 JSIT Surabaya berlangsung di Asrama Haji Sukolilo, 7 Januari 2018.

Terpilihnya Lutfi berdasarkan rapat tim formatur yang terdiri dari 9 orang. Lutfi dipilih karena memiliki flesibilitas waktu sebagai ketua Yayasan Pendidikan Islam Permata. Disamping itu beliau juga memiliki pengalaman mengkoordinasi kepala TK melalui Forsika di Surabaya.

Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) wilayah Surabaya menggelar musyawarah daerah (musda) untuk pertama kalinya, Minggu (07/01/2017). Sebanyak 28 sekolah Islam terpadu mengikuti musda. Terdiri atas 22 TK, 3 SD, 2 SMP, dan 1 SMA.

Koordinator Wilayah 1 JSIT Jatim Abd. Azhim mengatakan, jumlah sekolah Islam terpadu kian banyak seiring perkembangan zaman. Untuk itulah perlu dibentuk jaringan, utamanya di Surabaya. “Memang tidak semua sekolah berlabel IT berada dibawah naungan JSIT. Alhamdulillah, di Surabaya ada 28 sekolah yang terdaftar mulai jejang TK hinggal SMA,” katanya di sela-sela musda yang digelar di Asrama Haji Sukolilo.

Dia menyebut jaringan ini relatif baru dibanding jaringan sekolah lain. Meski demikian, integrasi atau keterpaduan kurikulum pendidikan Islam dengan kurikulum nasional membuat sekolah Islam terpadu berbeda dengan sekolah lain.

Dengan dibentuknya jaringan, lanjut Azhim, akan mudah melakukan koordinasi dan evaluasi sekolah. “Sebelumnya hanya ada koordinator wilayah Surabaya,” terangnya. Salah satu target yang dikejar JSIT wilayah Surabaya adalah pemberian lisensi khusus kepada sekolah.

Dia mengatakan, pemberian lisensi JSIT ini memiliki tahapan. Salah satu syaratnya ialah sudah terakreditasi mininal A dari BAN S/M. Baru kemudian bisa mengajukan lisensi ke JSIT. Arah dari lisensi JSIT ini berupa sekolah percontohan atau sekolah model. “Kepengurusan JSIT Surabaya ini nanti akan mengawal lisensi,” katanya.

Sekretaris II JSIT wilayah Jatim Siswandi menambahkan, musda adalah amanah musyawarah nasional (munas) JSIT. Ketika sekolah Islam terpadu kian banyak jumlahnya, maka perlu penataan manajemen. Kalau perlu, lanjutnya, JSIT meniru manajemen Dinas Pendidikan yang ada bidang-bidang dan UPTD.

Peran besar sekolah Islam terpadu kini ialah menyebarkan kebaikan, mulai dari pembentukan akhlak baik, ibadah, serta pandai memanfaatkan waktu. “Konsep pembelajaran sekolah Islam terpadu ini dirancang memlalui internalisasi nilai keislaman dan menyediakan guru yang handal,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya DR. Ikhsan berkesempatan hadir dalam musda itu. Menurut dia, jaringan yang solid dapat meningkatkan mutu pendidikan bersama. “Kalau sudah kuat di bawah, anak-anak punya bekal yang kuat untuk menjadi pemimpin minimal bagi dirinya sendiri,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*