JAKARTA – Ahad (17/12) Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Wilayah Provinsi DKI Jakarta menggelar Musyawarah Wilayah IV yang bertempat di Hotel Sunlake, Sunter, Jakarta Utara. Sekitar 300 pegiat pendidikan Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang ada di Jakarta, hadir dalam kegiatan ini.
Tampil mencairkan suasana agenda acara, komedian yang kini sedang naik daun Tata Khan didaulat menjadi Master Of Ceremony (MC) acara. Pria dengan nama asli Suharta Ristian Dwiputra (37), di dampingi Aisyah Ghaziyah Ruhiyat (13) siswi SMPIT Insan Mandiri Kalisari berhasil memukau hadirin dengan canda-canda segarnya. Bahkan, Tata Khan diminta untuk Stand up Commedy demi menyegarkan kembali rangkaian acara, setelah seminar pendidikan berlangsung.
Dalam rangkaian kegiatan Muswil ini, digelar Seminar bertema Pendidikan Karakter. Hadir sebagai Pembicara diantaranya, Sri Hidayati, M.Si dari Pusat Kurikulum & Perbukuan (PUSKURBUK), Rina Harjanti Sujitno, M.Si dari LPMP DKI Jakarta dan Dr. H. Sukro Muhab, dari JSIT Indonesia.
Sri Hidayati mengungkapkan bahwa Pemerintah memiliki kebijakan dalam Pendidikan Karakter. Pendidikan karakter merupakan kunci yang sangat penting di dalam membentuk kepribadian anak. Selain di rumah, pendidikan karakter juga perlu diterapkan di sekolah dan lingkungan sosial.
“Pada hakekatnya, pendidikan memiliki tujuan untuk membantu manusia menjadi cerdas dan tumbuh menjadi insan yang baik. Dalam rangka mempersiapkan Generasi Emas 2045, pemerintah menguatkan karakter generasi muda agar memiliki keunggulan dalam persaingan global abad 21.” Ungkap Hidayati.
Senada dengan Hidayati, Rina Harjanti Sujitno, M.Si dari LPMP DKI Jakarta menyatakan pentingnya guru menjadi teladan dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). LPMP memfasilitasi pendidik untuk mampu mengimplementasikannya di sekolah.
Sementara, Sukro Muhab yang kini sebagai Ketua Dewan Pembina JSIT Indonesia mengatakan bahwa lembaga pendidikan terutama di Sekolah Islam Terpadu harus memiliki standar mutu sehingga mengarah kepada tujuan pendidikan itu sendiri. Karakter adalah buah atau hasil dari proses pendidikan. Oleh karena itulah JSIT memberikan standarisasi bagi anggota-anggotanya. Menurutnya, kurikulum yang ada harus dibarengi dengan pembangunan karakter guru.
” Kurikulum mau dibuat seperti apapun tidak akan merubah, jika bukan gurunya yang dibangun terlebih dahulu, Ini tergantung pada bagaimana cara mendidiknya kuncinya ada pada guru,” ujar Sukro.
Guru harus punya kemampuan intelektual, kecerdasan, spiritual, menempatkan emosional dan wawasan yang luas untuk mencetak genarasi muda yang berkualitas.
“Jangan berharap kualitas pendidikan akan bagus jika gurunya belum bagus,” tegasnya.
Pada Musyawarah Wilayah IV JSIT DKI Jakarta tersebut terpilih Pengurus periode 2017/2021 sebagai berikut: Parina, S.Pd (Ketua), Rohmat, M.Pd (Sekretaris), Santi Librayanti, S.Pd (Bendahara), Siti liyanawati, S.Pd (Ketua Bidang Penjaminan Mutu), Achmad Yusuf, S.Pd (Ketua Bidang Pramuka SIT), Opick Taufik Hidayat (Ketua Bidang pengembangan Usaha), Gatut Triwahyudi, S.Pd (Ketua Bidang Bina Pribadi Islami), dan Ahmad Komarudin, S.Pd (Ketua Bidang Humas, Kemitraan dan Kelembagaan).
Parina, Ketua terpilih mengharap bantuan para Kepala Sekolah yang ada di DKI Jakarta untuk bersama-sama mewujudkan sekolah yang bermutu.
“Kepada para Kepala Sekolah mari kita terus jaga suasana hangat penuh ‘keguyupan’ ini untuk mewujudkan Semua SIT kita MAJU dan BERMUTU.” tegasnya.