Suasana Sekolah Dasar Islam Terpadu Insantama di Jln Karang Anyar, Loktabat Utara, kemarin mendadak riuh sekali. Suara siswa kelas III hingga kelas V yang menjadi pedagang dadakan, bersahut-sahutan. Ada yang jual makanan, aneka kue, minuman, ikan hias, alat tulis, hingga lobster.
“Dibeli ka ayo dibeli lobsternya. Ada yang warnya merah, hitam, dan biru juga adaMurah, murah,murah ayo dibeli dagangannya saya kak, Cuma Rp5ribu saja kok lobsternya,” teriak Abdan, siswa kelas V A, SDIT Insantama yang ditemui penulis.
Abdan cerita kalau dia jualan semacam ini sudah dilakukan sejak Kelas III lalu hingga sekarang. “Asyik aja, bisa jualan dan bisa dapatkan uang. Ini Abi saya yang ngajarin,” ujarnya polos.
Abdan mengaku kalau lobster jualannya ini diperoleh dari ayahnya yang mengembangbiakkan lobster di rumah. “Saya tidak modal apa-apa, lobster ini saya ambil dari rumah saja,” kisah Abdan.
Ahmadillah, rekan sebayanya menjual ikan hias seperti ikan komet dan ikan koi yang juga dengan harga sangat murah Rp3 ribu dan Rp5 ribu per ekor. “Saya memang jual murah, karena yang beli teman-teman sendiri. Biar tidak untung juga nggak apa-apa,” ujar Ahmadi.
Diakui Ahmadi, dirinya bermodalkan uang Rp85 ribu untuk membeli ikan-ikan jualannya, dan hingga berakhirnya acara Market Day kemarin, hasil jualannya cuma Rp35 ribu.
Lain lagi yang dijual Aisyah (9). Siswa kepada III B ini menjual stationery atau alat-alat tulis. Harga yang dijualpun cukup murah, dari Rp1.000 sampai Rp5 ribu, seperti penghapus, pensil, pulpen, stabilo, dan buku tulis.
“Saya belajar dagang dari umi saya, setiap hari Minggu pagi, Umi saja berjualan stationery di Lapangan Murjani,” kisah gadis mungil ini.
Hal yang sama dilakukan oleh Farah, siswa kelas V ini mengaku sangat seneng dan seru menjual berbagai peralatan sekolah. “Saya senang bisa cari uang sendiri, dan saya bisa praktek belajar berhitung uang. Mulai dari berapa banyak pembelian, hingga uang kembaliannya berapa,” senyum pemilik gigi kelinci ini.
Dan yang paling ramai diserbu anak-anak kemarin kemarin adalah lapaknya si Syafik (10). Syafik menggelar jualan cendol susu yang diraciknya sendiri. Bahan yang diolahnya terdiri dari cendol hijau, bubur mutiara, cincau dan nangka ditambah dengan susu cair, dan gula merah dan es batu.
Pembeli yang datang harus rela antre untuk mendapatkan segelas cendol jualan siswa kelas V A ini kemarin. Bahkan, yang belakangan akhirnya tidak kebagian, es cendol seharga Rp5 ribu ini sudah habis.
“Ide jualan cendol ini dari mama saya yang menjadi guru di sekolah ini. Semesteran kemarin saya jualan siomay, Alhamdulillah habis juga,” kata Syafik.
Menurut pemilik nama lengkap M Syafik Ahnaf Abrisyam ini, modal yang dikeluarkan untuk jualan cendol susu ini Rp100 ribu. “Alhamdulillah hasil jualan cendol kemarin dapat Rp195 ribu. Dan uangnya saya kumpulkan ke ustazah dan nanti dikembalikan lagi ke saya,” ujar Syafik.
Saat digelarnya hari pasar kemarin, terlihat seorang ustaz Ary Wibowo mengenakan baju adat banjar yang bertugas sebagai hakim pasar. Ia berkeliling sembari menyerukan agar anak-anak yang berdagang harus senyum, terus berzikir, Insya Allah Allah akan memberikan rezeki.
Market Day ini digelar untuk mengisi waktu para santri saat menunggu hari pembagian rapor.
Sumber: http://kalsel.prokal.co