
Salah satu dimensi kualitas adalah reputasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia reputasi adalah perbuatan dan sebagainya sebagai sebab mendapat nama baik atau nama baik. Di sisi lain, kita masih dalam suasana hari-hari tasyrik, 11,12,13 Zulhijjah 1438 H. Dibolehkan melakukan pemotongan hewan qurban. Banyak SIT kita melaksanakan pemotongan hewan Qurban pada Jumat 1 September atau 10 Zulhijjah kemarin, hari ini, atau esok bahkan lusa. Apa hubungannya reputasi Sekolah Islam Terpadu dengan Idul Adha atau Idul Qurban?
Perayaan Idul Qurban tidak lepas dari keteladanan Nabi Ibrahim. Kata uswah atau keteladanan dalam Alquran hanya ditujukan pada dua tokoh nabi yang sangat mulia, Nabi Ibrahim a.s. (Surat Mumtahanah: ayat 4 dan 6) dan Nabi Muhammad saw. (Al-Ahzab: 21). Demikian juga gelar khalilullah (kekasih Allah) hanya disandang oleh kedua nabi tersebut. Begitu juga shalawat yang diajarkan Rasulullah saw. pada umatnya hanya bagi dua nabi dan keluarganya. Pilihan Allah ini sangat terkait dengan risalah yang telah dilakukan oleh keduanya dengan sangat sempurna. “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman, ‘Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.’ Ibrahim berkata, ‘(Dan saya mohon juga) dari keturunanku.’ Allah berfirman, ‘Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim.’” (Al-Baqarah: 124)
Berkata Ibnu Abbas r.a., “Belum ada para nabi yang mendapatkan ujian dalam agama kemudian menegakkannya dengan sempurna melebihi Ibrahim as.” Ibnu Abbas banyak menyebutkan riwayat tentang ujian yang dilaksanakan Ibrahim a.s, di antaranya manasik atau ibadah haji dan kebersihan: lima pada bagian kepala dan lima pada tubuh. Lima di bagian kepala yaitu mencukur rambut, berkumur, membersihkan hidung, siwak, dan membersihkan rambut. Lima pada bagian tubuh yaitu menggunting kuku, mencukur rambut bagian kemaluan, khitan, mencabut rambut ketiak, dan istinja.
Dalam riwayat lain Ibnu Abbas mengatakan, ”Kalimat atau tugas yang dilaksanakan dengan sempurna yaitu meninggalkan kaumnya ketika mereka menyembah berhala, membantah keyakinan Raja Namrud, bersabar ketika dilemparkan ke dalam api yang sangat panas, hijrah meninggalkan tanah airnya, menjamu tamunya dengan baik, dan bersabar ketika diperintah menyembelih putranya.
Kita juga mengenal Nabi Ibrahim sebagai abul ambiya. Bapak para nabi. Melahirkan anak-anaknya yang kelak menjadi nabi-nabi: Nabi Ishak dan Nabi Ismail. Mereka secara turun-temurun melahirkan nabi. Dari Ishak a.s. lahir Nabi Ya’kub dan Nabi Yusuf a.s. serta keluarga nabi dari Bani Israil. Ada pun dari keturunan Ismail a.s. lahirlah Nabi Muhammad saw.
Sebenarnya apa saja keteladanan Nabi Ibrahim yang dapat dipetik buat SIT? Keteladanan yang memunculkan reputasi tiada akhir. Reputasi yang dibutuhkan SIT. Nama baik apa yang menyebabkan Nabi Ibrahim diabadikan dalam Alquran hingga hari kiamat nanti? Setidak-tidaknya, saya melihat beberapa hal.
Pertama, Perjuangan Menegakkan Agama Tauhid
Seluruh perjalanan kehidupan Nabi Ibrahim dengan keluarga berpusat pada satu yakni menegakkan agama tauhid. Agama Islam. Agama Allah SWT. Tidak ada yang lain. Selama SIT menjalankan misinya dengan benar yakni menghadirkan generasi Robbani yang berkarakter : aqidah yang lurus, ibadah yang benar, mencintai Alquran, berakhlak mulia, mandiri, terampil, dan berwawasan luas, insyaallah akan melahirkan reputasi yang baik. Mengapa? Karena SIT berpedoman pada Alquran dan Sunnah.
Kedua, Pengorbanan Menegakkan Agama Tauhid
Episode berikutnya dilalui Nabi Ibrahim a.s. dan keluarganya dengan pengorbanan demi pengorbanan. Tidak ada pengorbanan yang lebih besar dari seorang kepala rumah tangga melebihi pengorbanan meninggalkan putra dan istri yang paling dicintainya digurun yang gersang tandus dan tiada kehidupan. Keikhlasan menjalankan tugas itu telah dibuktikannya. Selesai ujian itu, ternyata masih ada ujian lain. Puncak pengorbanan itu datang dalam bentuk perintah yang lebih tidak masuk akal lagi dari sebelumnya. Ibrahim diperintah untuk menyembelih Ismail (Ash-Shaaffat: 102-109). Dan kita tahu endingnya.
Jika ingin membangun reputasi yang handal, maka : PENGORBANAN. Sudah sejauhmana SIT melakukannya? Sudahkah melalui fitnah keuangan, fitnah anti NKRI, fitnah kalau mau masuk tergantung pada duit, dan sebagainya. Sangkaan-sangkaan itu harus dibuktikan secara benar. Tenang, tidak emosional. Ditunjukkan dengan prestasi. Dijelaskan dengan hasil angket tentang tingkat kepuasan pengguna jasa kita. Dalam tulisan lalu saya buat rumusan 7 prinsip kerja. Kerja ikhlash yang pertama dan kerja benar yang ketujuh. Kesuksesan tidak ada yang instan. Yang instan adalah mie instan. Pengorbanan adalah saudara kandungnya reputasi.
Ketiga, Daya tahan atau indurance dalam menegakkan agama Tauhid
Nabi Ibrahim begitu menanti memiliki seorang anak. Ia sangat merindukannya. Ketika malaikat datang padanya untuk mengabarkan akan kelahiran puteranya, Ishaq, ia begitu kaget. Begitu pula dengan istrinya, begitu kaget karena istrinya sudah divonis mandul sedangkan Ibrahim pun sudah tua. Allah lantas menyifati Ibrahim dengan tiga sifat sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut.
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّاهٌ مُنِيبٌ
“Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah.” (QS. Huud: 75).
SIT yang memiliki daya tahan bagus dalam melayani warga sekolah dengan baik akan melahirkan reputasi bagus dan dikenal masyarakat. Disebut-sebut oleh dinas pendidikan. Orang tua murid puas dengan seluruh layanan yang diberikan. Setiap tahun SIT menerima siswa baru. Setiap tahun pula meluluskan siswa. Maka jaga kualitas mereka. Tingkatkan kualitas layanan pada mereka. Perhatikan garda depan sekolah Anda yakni guru. Guru-guru SIT dikenal sebagai guru yang ikhlas walau harus bekerja keras hingga sore hari. Di gaji pas-pasan. Bagaimana RAPBS SIT Anda untuk anggaran peningkatan kualitas guru? Seharusnya naik setiap tahun ajaran.
Bila sekolah ingin maju,
perhatikanlah mutu guru,
bila pendidikan ingin bermutu,
tingkatkan mutu guru jangan ragu.
Semoga SIT mampu menjaga reputasinya dengan baik.
Suhartono, M.Pd.
Sekjend JSIT Indonesia