Refleksi 7 Kerja dalam Munas 4 lalu

Saya kembali ke Lombok kemarin. Tepatnya Jumat 25 Agustus 2017 bersama beberapa kawan panitia pusat Munas 4 JSIT Indonesia. Seperti film Spiderman coming home. Ke Lombok menikmati lagi yang pedas-pedas. Plecing dan ayam taliwang.  Ada acara pembubaran panitia lokal Munas yang seluruhnya adalah sahabat-sahabat pendidikan dari perovinsi seribu masjid.

Ada angka-angka menarik dalam perhelatan akbar 4 tahunan tersebut. 65 panitia dari Pengurus Pusat JSIT Indonesia. 150 panitia lokal JSIT NTB. 1300 peserta terdaftar. 800 peserta pendukung event seperti lomba dan seminar-seminar, 1000 peserta jalan sehat JSIT. Rp 2.171.944.000 komitmen dan dana tunai untuk donasi perjuangan Palestina bekerjasam dengan QuPro. 311 jumlah kamar full booking di Hotel Lombok Raya, belum termasuk Lombok Garden yang digunakan. Rp 1.862.000.000 biaya seluruh event yang menggunakan paket hotel, tidak termasuk biaya-biaya seminar, insentif para narasumber nasional dan internasional. 12 nasyid Shautul Harokah yang dinyanyikan langsung oleh personilnya dan tidak pernah terjadi dalam perhelatan konser sebesar Munas ini. Dan masih banyak lagi angka-angka yang belum terungkapkan. Apa makna angka-angka tersebut?

Panitia dikukuhkan melalui surat keputusan JSIT Indonesia. Mereka bekerja sejak Rakornas ke-4 23-24 Oktober 2016 di Jambore Cibubur dikukuhkan. Mereka bekerja keras selama 6 bulan menyiapkan Munas. Pendampingan dari Pengurus Pusat JSIT Indonesia lebih dari 5 kali mengawal kerja panitia. Bayangkan, Jakarta-Lombok, Lombok-Jakarta yang jauh menjadi dekat. Update kesiapan melalui whatapp, bahkan telepon langsung dilakukan. Pendekatan dengan pemerintahan daerah dilaksanakan. Dengan Gubernur, Walikota Mataram hingga dinas pendidikan dan dinas pariwisata. Tentu juga dengan keamanan setempat.

Bila memaknai angka-angka yang ada dan realitas keberhasilan penyelenggaraan Munas keempat tersebut yang diakui oleh para peserta dari Aceh sampai Papua, narasumber internasional, hingga narasumber nasional mereflesikan beberapa hal. Kata kuncinya mereka telah bekerja maksimal. Mereka sudah bekerja dengan baik. Refleksi keberhasilan itu menandai 7 nilai kerja yang telah dibuktikan.

Kerja ikhlas. Kerja berbasiskan niat dan tanpa pamrih. Dengan kerja ikhlash, kelelahan terbayarkan dengan harapan bahwa ikhtiar mereka diterima Allah SWT. Dakwah berbasis pendidikan yang diniatkan secara ikhlas, tanpa pamrih adalah dasar tarbiyah kita selama ini. QS Al Bayyinah:5 menjadi inspirasi kerja ikhlash.

Kerja cerdas. Kerja berasaskan kemampuan yang mengkombinasikan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan mengelola sumber daya. Tanpa kecerdasan, sungguh sulit mengadakan kegiatan besar, berskala nasional yang dipuji oleh Wakil Ketua Kwarna, kak Shobur, sukses tanpa ekses.

Kerja mawas. Kerja berlandaskan kecerdasan emosional. Kemampuan mengenali potensi diri, kemampuan mengelola emosi, dan kemampuan mendayagunakan pikiran, tenaga, perasaan sehingga memunculkan semangat tak kenal henti hingga garis finish.

Kerja keras. Kerja berkekuatan fisik. Yap, tanpa fisik yang prima, akan sulit menjalankan pernak-pernik kepanitiaan. Menjalankan kegiatan inti persidangan. Menunaikan komunikasi yang harus dibangun.

Kerja sama. Kerja berorientasikan TEAM. Together Everyone Achieve More. Bersama-sama akan mencapai lebih. Yes. Dengan kerjasama, semua potensi, semua kekuatan digunakan untuk menutupi keterbatasa. Yang berat akan terasa lebih ringan bila bersama. Amal jamai terasa manis sebagai buah tarbiyah selama ini. QS At Taubah ayat 105 menginspirasinya.

Kerja tuntas. Kerja menggunakan manajemen. Manajemen yang tersusun baik. Siapa mengerjakan apa. Plan your work. Work your plan yang dijalankan dengan tuntas. Hasilnya pun berkelas. PDCA terealisasi. Plan Do Ceck Action bukan Plan Do Cancel Again. Al Quran surat As Shaf ayat 4 menemukan kesejatian maknanya.

Kerja benar. Kerja berprinsipkan kejujuran. Jujur dalam menjalankan 6 makna kerja di atas. Yang akan muncul adalah buahnya berupa integritas. Integritas yang menghasilkan kapasitas dan kredibilitas. Qs Al Fushilat : 30-33 mendasari kerja benar. Maka semoga Allah memantaskan kita semua mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Setelah selesai satu pekerjaan, maka bersiaplah menyelesaikan pekerjaan berikutnya. Kesuksesan adalah perjalanan itu sendiri. Succes is a journey. Garis finish kita persis seperti kata Imam Ahmad bin Hambal, bila kaki kanan kita melangkah masuk ke surga. Selamat pada keberhasilan panitia melaksanakan amanah Munas IV. Gunakan 7 refleksi kerja bagi pekerja-pekerjaan berikutnya.

Suhartono, M.Pd

Sekjend JSIT Indonesia 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*