Pelantikan Pengurus Pusat JSIT Indonesia Periode 2017-2021

Bertempat di Wisma Ki Hajar Dewantoro Taman Rekreasi Wiladatika Cibubur, 80 personil dilantik Ketua Umum JSIT Indonesia 2017 untuk masa bakti 2017-2021. Pelantikan terasa istimewa karena memilih dua momentum. Pertama, 27 Agustus 2017, di bulan Agustus bulan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke-72. Semangat perjuangan kemerdekaan diharapkan menjadi energi yang luar biasa pada diri pengurus pusat dalam bekerja. Kedua, bertepatan dengan 5 Zulhijjah 1438 H adalah bagian dari 10 hari  terbaik dalam beribadah untuk rentang 1-10 Zulhijah 1438 H. Diharapkan melatarbelakangi semangat untuk produktif,” demikian kata Muh. Zahri, Ketum JSIT Indonesia asal Surabaya ini.

Pelantikan ini bertema: berdaya personilnya, solid timnya, dan berkelas prestasinya dihadiri 90% personil pengurus. Ada 10 Departemen, 7 ketua regional, dan badan pengurus harian yang ada dalam susunan kepengurusan.  Mereka berasal dari pengurus pusat periode sebelumnya yang diangkat kembali, ditambah wajah baru yang menjanjikan. Harapannya mereka berhasil mewujudkan 27 Arah Kebijakan Hasil Munas 4 27-30 Juli 2017 di Lombok lalu. “Arah Kebijakan ini minimal harus diwujudkan, seraya membuat terobosan dengan program baru. Kita merealisasikan visi JSIT Indoensia yakni menjadi pusat penggerak dan pemberdaya Sekolah Islam Terpadu menuju efektif dan bermutu,” kata kandidat Doktor Pendidikan dari Unesa Surabaya.

Usia JSIT yang memasuki 14 tahun sudah banyak memberikan kontribusi pada prestasi pendidikan di tingkat daerahnya, provinsi, nasional dan beberapa tingkat internasional, harus ditingkatkan agar SIT lebih berprestasi secara masif dan vertikal. JSIT Indonesia selalu terus bermitra dengan pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Ketua Dewan Pembina JSIT Indonesia, Dr. Sukro Muhab berpesan, “ dalam dakwah berbasis pendidikan, Anda adalah orang-orang pilihan. Berjihadlah kamu pada jalan Allah yang sebenar-benarnya (QS. Al Haj: 78). Ini adalah kehendak Allah bukan karena keinginan pribadi. Maka tingkatkan pemahaman maknawiyah pada diri kita,” “Sebagai aktivitas dakwah tidak cukup hanya dengan sholat 5 waktu. Aktivitas dakwah pendidikan lebih dari itu. Pendekatan maknawiyah pada Allah seperti sholat sunnah, sholat malam, sedekah dan sebagainya amatlah penting,” katanya. “Dr. Daud Tauhidi menegaskan bahwa banyak sekolah Islam justru tidak mempraktekkan nilai-nilai Islam yang sebenarnya.” Saya titipkan,“ JSIT Indonesia yang telah ditanggapi dengan baik oleh masyarakat, harus tetap menjalankan nilai-nilai kebaikan, nilai-nilai Islam sekaligus nilai-nilai nasionalisme. Jadikan SIT sebagai ladang dakwah pendidikan.” Ada lima prinsip yang harus terus dipegang, “Pertama nilai-nilai tauhid yang harus diusung dalam kegiatan di SIT sebagai pedoman berkehidupan di sekolah dan diluar sekolah. Kedua, mengantarkan warga sekolah untuk terus berdaya, berlomba-lomba dalam kebaikan. Ketiga, berlandaskan musyarawah, menjauhi intrik. Setiap keputusan diambil secara musyawarah dalam setiap aktivitas organisasi. Utamakan persaudaraan atau ukhuwah. Keempat, kualitas personal harus solid dan diakui agar mampu menjalankan amanah, dan kelima memelihara networking dan akses lembaga terkait.”

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*