TANJUNG REDEB – Yayasan Pendidikan Ash-Shohwah Al-Islamiyah mengadakan workshop pelatihan peningkatan profesionalitas guru sekolah islam terpadu, di Aula SDIT Ash-Shohwah, selama dua hari, sejak Jumat (27/1) dan ditutup kemarin (28/1).
Mengangkat tema “Bersama SIT Membangun Peradaban Melalui Dunia Pendidikan” mendatangkan narasumber yakni, Ketua Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia Sukro Muhab dan Pengurus Bidang Mutu JSIT Yanthi Haryati. Satu lagi ialah, Suhartono dari Yayasan Pendidikan Ash-Shohwah Al-Islamiyah bidang Pendidikan.
Eka Saputra Syahramadhansayah selaku ketua panitia kegiatan workshop mengatakan, kapasitas mutu pendidik di lingkungan sekolah Ash-Shohwah sangat penting dilakukan. ”Inilah tujuan diadakan kegiatan workshop ini diadakan. Agar kualitas para pendidik terus meningkat,” katanya kepada Berau Post, Sabtu (28/1).
Sebanyak 120 guru dari berbagai jenjang pendidikan, mulai PAUD hingga SMA pun mengikuti kegiatan workshop tersebut. ”Jadi kegiatan ini terbagi dua kelas. Yakni satu kelas untuk PAUD hingga TK dan satu kelasnya lagi untuk SD hingga SMA,” ucapnya.
Pembagian kelas dilakukan juga karena materi yang disampaikan kepada peserta pun berbeda. Untuk kelas PAUD hingga TK, materi yang disampaikan adalah pemberdayaan kreatifitas siswa, perangkat pembelajaran dan penilaian SIT serta rekan kerja pendidik. Pun untuk jenjang SD hingga SMA, namun dengan narasumber yang berbeda.
“Untuk hari ini (kemarin, Red) pada pukul 14.00 Wita hingga selesai, semua peserta dikumpulkan kembali untuk mendengarkan materi terakhir dari Sukro Muhab. Materi yang disampaikan pun menarik, yakni “Paradigma Pengembangan SIT dalam Dakwah Berbasis Pendidikan”. Serta materi Guru Kreatif dan Berkarakter dalam Menyiapkan Generasi Rabbani Berkompetensi Global,” tutur pria yang menjabat sebagai Kepala SMP IT Ash-Shohwah ini.
Lebih lanjut, Winda yang merupakan pendidik di TK Al-Zahro sangat mengapresiasi kegiatan ini. “Sangat bermanfaat sekali bagi kami yang merupakan tenaga pendidik. Apalagi, kegiatan seperti ini jarang diadakan,” terangnya.
Materi yang membahas perangkat pembelajaran dan penilaian SIT diakui wanita berkaca mata ini, membantunya mengetahui sistem pelajaran SIT yang dikolaborasikan dengan pelajaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Kami juga diajarakan cara mengajar yang sesuai dengan murid yang kami didik. Dan juga cara untuk memahami keinginan anak,” pungkasnya.
Sumber: berau.prokal.co