JSIT Sumatera Utara mengadakan Rakorwil 2 sekaligus Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) pada Rabu-Jumat, 28-30 Desember 2016 di Aula SMA 1 Matauli Tapanuli Tengah. Rakorwil bertemakan Kepemimpinan Efektif menuju Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang Bermutu. Hadir dalam kegiatan tersebut adalah Ketua Umum JSIT Indonesia Sukro Muhab, Ketua Departemen Pembinaan Siswa Suhartono, Ketua Regional 1 Markum, dan Ketua Wilayah JSIT Sumut Arbi Pasaribu.
Dalam sambutannya, Arbi Pasaribu menjelaskan, “ Dengan event Rakorwil dan MKKS kali ini, peserta dapat membawa mindset efektivitas manajemen dalam mengelola sekolah agar bermutu.” Pria asli Sumatera Utara ini mengungkapkan, “ Alhamdulillah dalam Rakorwil 2 ini sangat terasa soliditas pengurus karena programnya jalan dan ada rapat rutin yang berlangsung. Acara ini juga dimaksudkan sebagai pengokohan struktur dalam rangka pelayanan dakwah berbasis pendidikan.” Acara MKKS akan diisi dengan pelatihan, outbound, dan rihlah mengunjungi 3 pulau di sekitar Pantai Sibolga Medan.
Sukro Muhab dalam pengarahannya menekankan bahwa “ Perkembangan SIT semakin hari semakin membaik. Prestasi tingkat nasional semakin banyak juga, antara lain melalui lomba budaya mutu pembelajaran tingkat nasional tahun 2016 yang diraih oleh juara 1 SDIT Nurul Fikri Depok Jawa Barat, berikutnya SDIT Nurul Ilmi Jambi, SDIT Nurul Islam Kutai Kertanegara Kalimantan Timur. Ada pula juara diraih SIT IQRO Bengkulu, dan SIT Ukhuwah Kalimantan Selatan.” Selanjutnya, “ Yang lebih membahagiakan lagi adalah sekolah-sekolah tersebut adalah sekolah para pengurus bahkan Pembina JSIT Indonesia.”
Prestasi lain juga ditorehkan oleh Arif Fadhila dari guru SIT Thoriq bin Jiyad Bekasi sebagai juara 1 lomba pengembangan media pembelajaran berbasis IT yang penganugerahan hadiahnya disampaikan saat Puncak Hari Guru Nasional 27 November 2016 di SICC. Apresiasi juga diberikan oleh Kwarnas kepada Pramuka SAKO SIT yang telah memberikan nilai tambah dalam pembinaan kepramukaan Indonesia. “Saya mengucapkan terima kasih pada SIT yang telah menjaga kualitasnya dengan baik,” kata kandidat doktor pendidikan Universitas Negeri Jakarta ini. Kunci keberhasilan SIT terletak pada pemberdayaan sekolah yang senantiasa terus dilakukan baik pemberdayaan SDM maupun yang lainnya. “Kita ini generasi Robbani yang tidak pernah berhenti untuk belajar,” tegasnya.
Dalam momentum dakwah kultural saat ini, peran SIT sudah perlu dikembangkan menjadi pusat peradaban. Menjadi pusat pelaksanaan dakwah kultural baik untuk siswa, orang tua, maupun masyarakat setempat. “Harapan saya juga untuk Yayasan sebagai penyelenggara SIT agar dapat mempraktekkan di lingkungan SIT-nya menjadi pusat pemberdayaan ke masyarakat. Misalnya, peran masjid tidak saja untuk para siswa dan guru, tetapi juga ditingkatkan untuk secara terbuka dapat bermanfaat buat masyarakat. Masyarakat dapat belajar agama di masjid SIT. Masyarakat dapat dibimbing dan dibina oleh masjid SIT. Bahkan bisa ditingkatkan ke arah pemberdayaan ekonomi dimana hari Ahad, lokasi sekolah dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi masyarakat,” terangnya tentang SIT menuju pusat pemberdayaan. Sekolah juga dapat memberdayakan komite sekolah. Sekolah itu mitranya komite sekolah. “Janganlah dibalik. Komite sekolah bermitra dengan sekolah, “ tegasnya.
“Dalam Munas mendatang di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Juli 2017, isu yang akan diangkat adalah bagaimana menjadikan SIT sebagai pusat peradaban dengan mengoptimalkan peran sekolah, orang tua, dan masyarakat. Pusat peradaban ini punya konsekuensi yakni peran yayasan selaku penyelenggara SIT menjadi sangat penting dan besar. Dengan SIT menjadi pusat peradaban maka dakwah kultural akan optimal dan orang tua serta masyarakat dapat merasakan nikmatnya dakwah Islam,” urainya dihadapan 94 pimpinan SIT se-Sumatera Utara.
nice post!