Sains itu Pembelajaran Berbasis Riset

JAKARTA –  Ketua Umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT), Sukro Muhab menyebut pembelajaran pendekatan sains pada dasarnya adalah pembelajaran berbasis riset. Kalau dikembangkan, sains itu tidak hanya rumus dan soal, tapi harus dirangsang pula menggunakan pendekatan kapasitas berpikir tinggi (high order thinking) dipadu dengan materi yang sifatnya unik.

Sehingga pembelajaran materi tekanan di fisika bisa mulai dari roket. Pelajaran elektro tidak hanya solder tapi robot.

”Pembelajaran teknologinya mulai tinggi. Alat dan bahan mudah, tinggal sekolah mau kembangkan atau tidak. Kreativitas kuncinya,” kata Sukro.

Sukro melihat, standar mutu sekolah harus juga memasukkan pembinaan ekstrakurikuler, termasuk TI. Pemerintah sudah menyadari anak-anak cerdas istimewa dan bakat istimewa, tapi barus sebatas rangsangan lomba saja. Padahal lomba sangat terbatas.

Ide pendidikan berbasis komunitas yang memanfaatkan kepandaian orang-orang di luar guru seperti para profesional dan para peneliti bisa dilakukan. Orang-orang hebat di LIPI, BPPT, Batan, Lapan dan di lembaga-lembaga riset lainnya bisa menjadi pelatih dan pembina para kader yang membina ekstrakurikuler di sekolah sehingga bisa lebih menarik dan bisa lebih banyak siswa yang terlibat.

”Banyak orang hebat, tapi tidak ada saluran. Sementara kalau mengandalkan komunitas, sebagian orientasinya bisnis dan tidak bisa dijangkau semua, akan lain bisa pusat saintek itu dibuka,” ungkap Sukro.

 

Sumber: republika.co.id

One thought on “Sains itu Pembelajaran Berbasis Riset”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*