SOLO – Semangat dan antusias. Itulah yang terpancar dari raut wajah para peserta Pelatihan Tembang Macapat & Tembang Dolanan yang diselenggarakan oleh Bidang Penjaminan Mutu Pendidikan Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia Wilayah Jawa Tengah. Bertempat di Syariah Hotel Solo, acara yang diselenggarakan pada Sabtu-Minggu, 29-30 Oktober 2016 ini, diikuti oĺeh 70 orang guru mulai dari jenjang PAUD, SD, SMP dan SMA yang tergabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia Wilayah Jawa Tengah.
“Adalah sebuah keniscayaan untuk mewariskan nilai-nilai luhur budaya untuk anak-anak kita,” kata Waimin, S.Pd, Ketua Bidang Penjaminan Mutu JSIT Wilayah Jateng dalam sambutannya.
Mewakili Ketua JSIT Indonesia Wilayah Jawa Tengah, Waimin mengingatkan agar generasi muda jangan sampai kehilangan jati diri. Sebagaimana negara Jepang dan Tiongkok. Meskipun menguasai teknologi, mereka masih memegang kuat budaya nenek moyang.
Lebih lanjut, Waimin menjelaskan bahwa tembang macapat dan tembang dolanan menjadi salah satu sarana untuk menumbuhkan rasa cinta dan karakter Jawa. Kesantunan lisan dan optimisme kehidupan yang ada dalam syairnya harus diwariskan kepada anak cucu kita.
“Anak-anak sekarang ini memiliki kebebasan yang berlebihan. Baju mereka telah berganti dengan seni budaya barat yang hedonis, liberal dan miskin nilai,” lanjut pengajar SMPIT Bina Amal Semarang ini dengan nada prihatin.
Sementara itu, Basuki Anggoro Hexa, SE, Staf Ahli Walikota Surakarta Bidang Ekonomi dan Keuangan menyambut baik pengadaan acara ini.
“Saya merasa kanugrahan, bisa hadir dalam acara ini,” jelasnya.
Lelaki yang diutus untuk mewakili Walikota Surakarta ini menyampaikan kunci untuk menghilangkan jati diri wong Jawa, yaitu memutuskan hubungan dengan luhur yaitu tidak mempelajari piwulang sebagai wong Jawa.
Tampilan berbagai kesenian menjadikan acara ini semakin meriah. Pembacaan geguritan (puisi Jawa) dan Al Quran, nembang Dhandhanggula oleh Zaima Afifah Marzuqah, siswi kelas 7 SMP Islam Terpadu Nur Hidayah Solo serta tampilan puisi yang menggelegar oleh Rifad Petir, seniman dari Perkumpulan Tembang Jiwa Semarang
Usai pelatihan ini, diharapkan para pendidik dapat menggunakan macapat sebagai media pengajaran di sekolah masing-masing. Seperti tujuan kegiatan ini yaitu mengangkat budaya jawa terutama disekolah-sekolah Islam.♦Humas dan Publikasi Pelatihan Tembang Macapat, Didik Hariyanto, A.Md