BOGOR, Jawa Barat – Sekolah Islam Terpadu Ummul Quro Bogor mengadakan Khotmul Quran sebagai puncak evaluasi pengajaran membaca dan memahami Al Quran (tahsin) bagi seluruh peserta. Selain diikuti mayoritas orang tua murid Ummul Quro ini, Khotmul Quran juga dibuka untuk umum. Sabtu (22/10), mereka akhirnya dinyatakan telah menamatkan salah satu tahapan proses Tahsin Al Quran setelah mengikuti pembelajaran di Yayasan Ummul Quro sekitar enam bulan.
Acara diselenggarakan sebagai bentuk evaluasi, rasa syukur, dan apresiasi kepada para peserta pendidikan tahsin yang telah melaksanakan pendidikan selama enam bulan. Kegiatan yang diisi dengan membaca Al Quran bersama seluruh peserta ini juga diisi ceramah motivasi dari Ustadz Ahmad Ulil Abshar Alhafidz, pengajar Al Quran di Khafilah International Islamic School (KIIS). Motivasi diberikan kepada para orang tua untuk tidak berhenti di situ saja dalam mempelajari Al Qur’an.
“Kami ingin ilmu yang telah didapat dapat diperdalam lagi dengan terus belajar serta diamalkan sehingga bisa bermanfaat untuk orang lain,” tandasnya.
Sebanyak 62 orang yang mayoritas orang tua murid di Ummul Quro mengikuti kegiatan belajar membaca dan memahami Al Quran, yang dibagi dalam delapan kelompok pembelajaran. Peserta terbaik dari setiap kelompok akan diberi apresiasi pada saat acara Khotmul Quran.
Kegiatan Tahsin Tarbiyatul aulad di Ummul Quro ini diadakan Diklat Guru Pengajar Quran (DGPQ). Ilis Istiqomatunisa, kepala unit DGPQ, menjelaskan, untuk mengisi waktu luang orang tua yang biasa mengantarkan anaknya ke sekolah, maka diberikanlah kegiatan positif dan bermanfaat yakni memperdalam Al Quran dan belajar membacanya. Ilis menambahkan, pembelajaran seperti ini dianggap dapat memberikan kontribusi positif terutama kepada para orangtua sehingga bisa terkoneksi dengan apa yang dipelajari anaknya di sekolah.
“Alhamdulillah, dari yang tadinya sempat lupa dengan ilmu tajwid sekarang mereka jadi ingat lagi dan bahkan menjadi lebih sering membaca Al Quran. Saat ini juga banyak beberapa dari luar. Jadi, siapa pun yang mau menjadi peserta tahsin bisa juga langsung datang ke Ummul Quro,” ungkapnya.
Tahsin, lanjutnya memiliki empat tahap, yaitu tahap dasar hingga tahapan di mana peserta bisa lancar membaca dan mengerti Al Quran. Diberikan dua kali pertemuan dalam satu minggu selama enam bulan. Terdapat juga kelas Diklat Guru Pengajar Quran, yaitu kelas bagi orang tua atau siapa pun yang ingin menjadi pengajar tahsin untuk menciptakan pengajar-pengajar Al Quran baru. Dalam kelas ini peserta bukan hanya belajar membaca dan mendalami Al Quran, tetapi juga diberikan teaching skill dan ilmu psikologi dengan durasi tiga kali pertemuan dalam satu minggu.
“Biasanya orang tua yang sibuk tetapi mempunyai niat dan tekad yang kuat untuk mendalami Al Quran, hanya mengikuti kelas tahsin. Tapi tak jarang mereka juga mengambil kelas DGPQ karena ingin nantinya dapat menyalurkan kembali ilmu yang mereka dapat,” ujar Ilis.
keren kelas ini diberikan teaching skill dan ilmu psikologi dengan durasi tiga kali pertemuan dalam satu minggu.
mengapa hal ini bisa terjadi?
masyaallah, ini contoh bahwa belajar tak mengenal usia, barakallah