JSIT Indonesia tengah menyiapkan 118 calon asesor lisensi Sekolah Islam Terpadu (SIT). Tugas asesor ini nantinya adalah sebagai utusan JSIT menentukan lisensi sekolah anggota. Selama 4 hari, calon asesor ini dikarantina dalam kegiatan workshop mulai Sabtu-Selasa, 9-12 Desember 2017 di Wisma Hijau, Cimanggis, Depok.
Empat hari, 30 jam (@ 60 menit), 93 utusan calon asesor wilayah dari 26 wilayah di Indonesia. 25 calon asesor Pengurus Pusat JSIT Indonesia. Mereka mengikuti Workshop Asesor Lisensi Sekolah Islam Terpadu (SIT). Temanya Asesor bermutu, SIT semakin maju.
Bertempat di Wisma Hijau Mekarsari, Cimanggis, Depok, workshop bagi calon asesor ini dilaksanakan. Ahmad Sukarya selaku ketua panitia menjelaskan, “acara ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa kualitas SIT sesuai standar mutu. Calon asesor akan mengikuti beragam acara seperti pretest, pemaparan materi, bedah instrumen, latihan praktek ke 16 sekolah, dan post test.” “Mereka belum tentu lulus sebagai asesor lisensi JSIT karena ada sejumlah kriteria kelulusan dalam workshop ini,” kata Kepala SMPIT Nurul Fikri menguraikan lebih lanjut. SIT harus maju sebagai wajah Islam dalam pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, asesor nanti akan menilai kelayakan anggota SIT untuk melihat kesesuaian SIT dengan standar mutu kekhasan SIT.
Heri Sucitro, Ketua Divisi Lisensi menegaskan bahwa, “workshop ini merupakan mata rantai dari realisasi arah kebijakan hasil munas yakni menjalankan proses lisensi Sekolah Islam Terpadu.” “Tugas asesor sangat strategis,” kata Kepala SMAIT Nur Hidayah Solo menguraikan lebih lanjut. “ asesor nanti dapat menjadi pembina, konsultan di wilayahnya, penilai silang dalam menjalankan fungsi lisensi di lapangan.”
Ketua Umum JSIT Indonesia, M. Zahri,M.Pd. menyatakan,”Workshop ini diharapkan mampu menyediakan sejumlah asesor yang berkualitas untuk menilai 2.115 anggota SIT di seluruh Indonesia. Ini menjadi proses penting yang tidak terpisahkan dalam sistem penjaminan mutu internal JSIT Indonesia.” Mulai 2018 secara bertahap proses lisensi akan dimulai. Setiap regional mengirim utusannya. Utusan terbanyak berasal dari wilayah Jawa Tengah dengan 17 peserta. Selain itu, wWilayah yang mengirim 1 utusan adalah DKI Jakarta, Papua Barat, Papua, Sulawesi Tenggara, dan Papua.
Departemen Penjaminan Mutu selaku leading sector kegiatan ini menurunkan narasumber eksternal dan internal. Narasumber eksternal adalah Dr. Agung Purwanto, M.Si. dari Univ. Negeri Jakarta yang kompeten dan berpengalaman 17 tahun dalam melaksanakan akreditasi di sekolah dan staf ahli BAN PT. Ada pun narasumber internal meliputi Dr. Sukro Muhab selaku Ketua Dewan Pembina JSIT Indonesia, Ketum JSIT Indonesia M Zahri, M.Pd., Suhartono, M.Pd. selaku Sekjend JSIT, dan Tim Departemen Penjaminan Mutu yang dinahkodai Shintawati, M.Pd.
Arifin, utusan satu-satunya dari provinsi paling timur Indonesia, Papua, memberikan kesan, “acara ini memberikan kesempatan untuk saya lebih jauh memahami bagaiman mengawal dan menumbuhkan SIT yang bermutu. Terima kasih JSIT”. (Suhartono, M.Pd, Sekjend JSIT Indonesia)