Makassar (27/01) — Dihadiri oleh sekitar 60 orang peserta dari seluruh perwakilan Sekolah Islam Terpadu di
seluruh Sulawesi Selatan, Rapat Koordinasi Wilayah XI Jaringan Sekolah Islam Terpadu Wilayah Sulawesi Selatan, berjalan khidmat dan sukses. Acara ini berlangsung pada tanggal 25-26 Desember 2023 di SIT Ikhtiar Makassar.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini diikuti oleh seluruh sekolah anggota JSIT Wilayah Sulawesi Selatan yang berasal dari Makassar, Selayar, Pare-Pare, Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur dan beberapa daerah yang ada di Sulawesi Selatan.
Sebagai sebuah lembaga yang bertujuan untuk menjadi organisasi yang berperan secara aktif dalam mewujudkan kualitas pendidikan bermutu melalui kemitraan dan kolaborasi dengan pemerintah dan institusi lainnya baik di dalam maupun luar negeri, JSIT tentu
memiliki mimpi besar agar menjadi organisasi yang memiliki kemampuan dalam
mempersiapkan, merespon, dan memberikan solusi terhadap permasalahan pendidikan
masa kini maupun yang akan datang.
Acara Dibuka dengan penguatan pengurus dari Dewan Pembina JSIT Sulsel, Muhammad
Arafah Kube menyampaikan bahwa masa kejayaan anak ada di usia 13
tahun kebawah atau biasa yang disebut dengan golden age.
“Jadi, masa-masa 0-13 tahun,
anak-anak kita sebaiknya ‘dieksploitasi’ dengan baik. Di zaman Rasulullah, manusia belajar bahasa hanya selama 1 minggu, sebab karakter manusianya memang jenius. Kita berupaya untuk bisa meniru masa-masa keemasan itu,” ungkapnya.
Acara dilanjutkan dengan kegiatan Sosialisasi Standar Mutu 5.0 dan evaluasi dari pengurus
di tiap bidang. Di hari kedua, selaku Ketua JSIT Sulsel, Masita Dasa, menyampaikan amanah Rakornas JSIT kepada para peserta.
“Poin penting dari Rakornas
mengenai tiga hal yaitu: Kepalestinaan, Pemenangan Kompetisi 2024 dan Implementasi Paradigma Dakwah. Untuk itu, gerakan Kepalestinaan tidak boleh berhenti, pemboikotan harus tetap berjalan, edukasi mengenai Palestina terus digalakkan,” pungkasnya.
Pemberdayaan guru, optimalisasi agenda sekolah dan fundraising harus berjalan untuk mendukung pemenangan. Serta lima poin dalam hal implementasi paradigma dakwah yaitu optimalisasi BPI untuk
siswa, guru, tendik dan orang tua; penanganan dan pemberdayaan alumni; penguatan nilai