Sarasehan Ketua Yayasan se-Jabotabek, JSIT Indonesia Kuatkan Pendidikan Lahirkan Generasi Ulil Albab

Jakarta (15/12) — Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia bersama Badan Pengembangan Pendidikan Al-Qur’an Sekolah Islam Terpadu (BP2Q SIT) mengadakan sarasehan dengan perwakilan Ketua Yayasan se-Jabotabek Banten yang membahas tentang pendidikan qur`an di lembaga pendidikan (SIT), di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, (13/12/2023).

Sarasehan para perwakilan Ketua Yayasan bertema ‘Berkolaborasi dalam Pengokohan Lahirnya Generasi Emas di SIT’ itu menghadirkan narasumber utama Ketua JSIT Indonesia Fahmi Zulkarnain dan Abdul Aziz Abdul Rauf dari Markaz Qur`an.

Ketua Badan Pengembangan Pendidikan Al-Qur’an Sekolah Islam Terpadu (BP2Q SIT) Anis Khairunnisa mengatakan kegiatan ini merupakan upaya JSIT dalam menyamakan persepsi.

“Apa yang kita lakukan ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang hakikat dan paradigma Ilman Wa Ruuhan di seluruh yayasan dan para pemangku kebijakan di sekolah atau lembaga pendidikannya,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Umum JSIT Indonesia, Fahmi Zulkarnain mengingatkan sekaligus menegaskan bahwa tujuan pendidikan di JSIT adalah melahirkan anak-anak yang ‘ulil albab’.

“JSIT Indonesia perlu mencetak para murid-murid yang memiliki kemampuan seimbang antara dzikir dan fikir sebagai modal menjadi seorang imamul muttaqien,” terang Fahmi.

Selanjutnya, Fahmi mengingatkan bahwa tugas SIT adalah kumpulan para murabbi atau guru yang meng-orkestrasi terciptanya generasi tersebut.

“Bukan sekedar sekolah yang melatih kecerdasan semata, tapi mengaktifkan hati dan seluruh potensi siswa dalam tarbiyah dirinya melalui Al-Qur’an sebagai basis pendidikannya,” tutup Fahmi.

Sementara Pembina Markaz Qur’an Indonesia Abdul Aziz Abdul Rauf mengajak semua peserta untuk kembali memahami hakikat ilmu dan keluhurannya.

“Karenanya mestinya kita juga menguatkan keikhlasan dan menguatkan ikhtiar Rabbani agar keberkahan ilmu bisa dirasakan anak-anak kita sebagai generasi yang akan datang. Belajar Qur’an atau ilmu kauni bukan sekedar target tapi pengaruhnya dapat dirasakan,” pungkasnya.

Karena, imbuh Abdul Aziz, ilmu itu rizki yang merupakan hak prerogatif Allah Swt maka tak ada jalan lain selain meningkatkan kapasitas keilmuan dan ketakwaan sambil membaca ‘wattaqullah wayuallimuhullah’.

Para peserta sangat khusyu dan bersemangat lebih lagi ketika sesi dialog terbuka mengenai problematika pengajaran qur’an dan fenomena pendidikan di lembaganya.

Pembina Yayasan yang ikut serta dalam sarasehan Lasif Susanto mengaku bersyukur hadir dan dapat menangkap semangat untuk kembali memurnikan tujuan pendidikan SIT.

“Insya Allah saya akan menularkan kembali semangat dalam mengembalikan hakikat pendidikan baik qur`an maupun seluruh pengajaran di Yayasan”, ucap Lasif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*