Surabaya (11/12) — Sebanyak 300 Yayasan se-Jawa Timur hadir dalam Sarasehan Yayasan SIT yang digelar oleh JSIT Wilayah Jawa Timur, Minggu (10/12/2022) di Graha Bir Ali Asrama Haji Sukolilo.
Hadir dalam acara tersebut, Ketua JSIT Wilayah Jawa Timur, Edris Effendi, Wakil Ketua JSIT Indonesia, Wiranto, dan Pembina Genpro Pusat, Abu Sauqi.
Edris, dalam sambutannya menyampaikan keinginannya untuk mengajak seluruh yayasan yang hadir agar lebih produktif dan mandiri.
“Untuk saat ini ada 388 sekolah yang menjadi anggota JSIT di Jawa Timur dari target yang dicanangkan sampai akhir tahun ini sebanyak 400 anggota. Jadi masih kurang 12 sekolah lagi untuk mencapai target tersebut.” tuturnya.
Selain itu, menurutnya di Sekolah Islam Terpadu (SIT) para guru akan memberikan layanan pembelajaran yang mengintegrasikan antara materi-materi yang sesuai dengan standar kurikulum nasional dengan nilai-nilai keislaman yang dibingkai dalam pendekatan pembelajaran terpadu.
“Jadi orangtua tak perlu khawatir tentang kemampuan anak-anak, baik akademisnya maupun sisi agamanya. ” tambahnya.
Dalam acara yang diikuti 140 Yayasan se-Jawa Timur ini, Wiranto selaku Wakil Ketua JSIT Pusat berpesan agar sekolah dan yayasan hendaknya memiliki tujuan yang sama.
“Jangan sampai antara yayasan dan sekolah berlawanan arah, karena hal ini akan menghambat perkembangan lembaga itu sendiri. Bahkan hal terburuknya akan mengalami kehancuran tersebut. ” jelas pria kelahiran Klaten Jawa Tengah.
Sementara, dalam topik materi Pemberdayaan Ekonomi Yayasan, Abu Sauqi, selaku narasumber dalam acara tersebut mengungkapkan ada 2 hal yang menjadi kunci sukses membangun bisnis, yaitu dengan melibatkan campur tangan langit dan membangun mindset bisnis.
“Ada hal-hal yang sepenuhnya tidak bisa diprediksi bahkan diatur manusia, tapi Allah-lah yang mengatur semuanya. Maka kita perbanyak pendekatan diri kepada Sang Khaliq. Selain itu mindset untuk berbisnis juga perlu dibangun dengan baik, karena mindset yang salah, akan menimbulkan masalah-masalah baru dalam bisnis kita. ” jelasnya.