Saya termasuk guru yang out of the box. Tidak mau ‘dikungkung’ oleh tekstual buku pegangan siswa yang hanya menghabiskan materi bab demi bab. Seringkali saya ajak mereka (baca: siswa) untuk belajar di luar kelas atau sekadar jalan-jalan ke taman, sungai atau bahkan perkampungan sekitar. Saya lihat mereka menikmati, di situlah saya bisa memasukkan pembelajaran termasuk nilai-nilai karakter dan ke-Islaman sehingga prosesnya mengalir sempurna.
Saat saya ajak siswa belajar di taman, mereka bersorak-sorai gembira. Entah karena memang kebanyakan mereka gemar belajar tentang alam atau karena rasa jenuh belajar di dalam kelas. Yang pasti dengan mengajak belajar di alam terbuka, apalagi mempelajari tentang alam sekitar, mereka terlihat semakin bersemangat dalam belajar.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka belajar di alam terbuka (bukan di dalam kelas) merupakan alternatif untuk memberikan input berupa pengalaman atau mempraktekkan langsung suatu indikator dalam pembelajaran. Belajar di alam bertujuan untuk mendekatkan permasalahan yang dihadapi dengan kenyataan atau fakta yang sebenarnya. Dengan demikian setiap peserta didik diharapkan dapat lebih ekspresif dalam menuangkan hasrat dan ide-idenya ketika berada dalam proses pembelajaran dan juga terbentuk sikap mandiri serta tangguh (survival child) dalam menghadapi segala tantangan ke depan.
Manfaat yang diperoleh dari belajar di alam diantaranya: pertama, memberikan keleluasaan bagi para guru untuk mengembangkan bentuk materi dan strategi penyampainnya dalam setiap kesempatan guna menghindari kebosanan (boredem) pada diri siswa. Kedua, memberikan nuansa alami sesuai dengan potensi siswa (student’s potential) untuk menemukan konsep-konsep yang akan mereka peroleh melalui proses pembelajaran. Ketiga, memberikan kesempatan bagi para siswa untuk memupuk sikap saling menghargai dan memahami dalam merealisasikan akhlakul karimah serta bersosialisasi terhadap sesama. Keempat, mewujudkan ketrampilan hidup (life skill) yang dialami dalam setiap proses pembelajaran, dengan memberikan kesempatan untuk melakukannya langsung.
Terkait dengan belajar di alam terbuka, berikut mengapa alasan saya perlu mengajak siswa belajar di alam terbuka:
- Siswa lebih mudah memahami, jika belajar dari benda konkret.
Dengan mengajak siswa belajar di alam terbuka mengenai materi pembelajaran bertema alam sekitar, maka mereka mendapatkan kesempatan untuk belajar dari benda yang nyata (konkret). Benda yang nyata ini bisa berwujud bebatuan, aneka tanaman, atau sekedar mengamati fenomena alam, misalnya langit yang mendung. Dengan belajar dari sesuatu yang nyata, mereka akan lebih mudah memahaminya.
- Menanamkan kecintaan pada alam dan Sang Khaliq (Pencipta)
Belajar dengan media alam akan meningkatkan kecintaan siswa pada alam semesta. Kecintaan siswa pada alam semesta, juga bisa diarahkan kepada kecintaan pada Sang Khaliq ( Pencipta). Dengan memberikan pengertian ini, anak-anak akan semakin terdorong untuk bisa menjaga alam ciptaan Allah Swt sebaik-baiknya. Keimanan mereka tentang tauhid akan tumbuh, mereka akan selalu bersyukur pada Allah swt. Potensi ruhiyah yang Allah swt melalui hati dan jiwa siswa harus ditumbuhkan dan terus distimulasi dengan kepenciptaanNYA melalui alam raya. Suatu saat kelak, mereka akan menjadi pemimpin yang menjadikan Allah swt sebagai Dzat yang berkehendak atas segala sesuatu.
- Memberikan pengertian bahwa belajar tidak harus di dalam kelas (situasi formal)
Dengan belajar di alam terbuka, pikiran anak akan semakin terbuka. Mereka menjadi berpikir bahwa kegiatan pembelajaran tidak harus dilakukan di dalam kelas dan dalam situasi formal. Namun kegiatan pembelajaran bisa dilakukan dimana saja. Sehingga saat anak-anak pulang sekolah pun, mereka akan terpacu untuk belajar dari lingkungan di sekitar rumah.
Terkadang, sebagai guru atau orangtua menganggap bahwa mereka baru dikatakan belajar jika berada dalam kelas, ada catatan atau lembar kertas kerja yang harus dikerjakan atau aktifitas sesuai langkah-langkah baku dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang tidak boleh ditinggalkan.
- Memacu keaktifan siswa
Pembelajaran di dalam kelas seakan-akan mempersempit ruang gerak siswa. Mereka terbatas oleh dinding-dinding kelas. Namun bila siswa terbiasa belajar di luar ruangan atau di alam bebas, maka anak-anak akan semakin mendapatkan kesempatan untuk bisa berekplorasi secara aktif dan bebas.
- Memperkuat otot atau motorik anak
Saat belajar di luar ruangan, siswa bisa leluasa bergerak, berjalan, dan berlari. Hal ini akan menstimulasi kekuatan motorik mereka. Akan lebih baik bila kita memberikan aktivitas fisik yang beragam, misalnya melompat, merangkak, berlari cepat, dan lainnya. Variasi ini akan sangat bermanfaat bagi anak untuk meningkatkan kemampuan motorik mereka.
- Meningkatkan keakraban antar siswa dan guru
Dengan suasana yang santai, maka siswa pun akan semakin rileks, terutama saat mereka hendak bercakap-cakap dengan sesama teman maupun bercakap-cakap dengan guru. Suasana santai inilah yang nantinya akan mampu membuat mereka menjadi semakin akrab satu sama lain, dan tentunya hal ini bisa memacu kecerdasan sosialnya.
- Mendapatkan kesempatan mengalami sesuatu secara nyata
Bagaimana menyirami dan memupuk bunga? Bagaimana cara menanam tanaman? Bagaimana cara menyapu halaman? Jarang-jarang siswa mengalami sesuatu secara nyata bila hanya belajar di dalam kelas. Dengan mengajak anak belajar di alam bebas, siswa akan belajar tentang cara melakukan atau mengalami sesuatu yang berhubungan dengan alam sekitar.
- Memperluas pandangan siswa bahwa belajar bisa menggunakan apa saja
Mintalah salahsatu siswa mengumpulkan batu kerikil sejumlah yang kita ucapkan, atau mintalah salahsatu dari mereka menyebutkan warna-warna bunga yang ada di taman. Dengan mengajak mereka belajar menggunakan benda-benda di sekitar, hal ini akan memperluas pandangannya, bahwa media pembelajaran tidak harus sesuatu yang diproduksi oleh pabrik atau harus beli. Namun mereka bisa mendapatkan sumber atau media pembelajaran di mana pun, terutama dari lingkungan sekitar.
Banyak sekali bukan manfaat mengajak siswa belajar di alam terbuka. Meraka akan merasa nyaman dan tentu saja akan sangat “me-refresh” kepenatan siswa dalam belajar. (Abdul Hakim)
Tentang Penulis:
Abdul Hakim, adalah Kepala SMPIT Insan Mandiri Kalisari. Ayah 3 putera ini juga saat ini sebagai Ketua Divisi Humas JSIT Indonesia. Selain hobi mengajar dan memberikan training-training motivasi dan pendidikan, ia juga senang menulis, terutama tulisan-tulisan dalam membangun motivasi dan mutu pendidikan. Saat ini ia juga dipercaya dan tercatat sebagai salahsatu intstruktur Kurikulum 2013 di LPMP DKI Jakarta.
terimakasih pak abdul hakim, sangat bermanfaat,
ternyata kita tetangga,
salam kenal sri hastuti Tanjung Barat, Rancho Indah
Menginspirasi sekali. Bolehkah saya minta konsepnya. Ingin sekali saya terapkan di sekolah saya.